Jakarta, JNcom – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) mendukung penuh adanya kerjasama antara lembaga pendidikan tinggi dengan berbagai institusi maupun perusahaan multinasional yang ada di Indonesia dengan sasaran ekosistem berkelanjutan antara dunia industri dan pendidikan tinggi.
Menurut Prof Sumaryoto terkait dengan kolaborasi antara pendidikan tinggi dengan dunia industri sebenarnya sudah terjadi pada zaman orde baru saat itu ada program link and match ( keterkaitan dan kesesuaian) antara materi yang diberikan didalam kampus dengan apa yang dibutuhkan dilapangan/ kegiatan dunia usaha dan industri.
“Mereka membutuhkan berbagai macam persyaratan jabatan dan persyaratan ketrampilan ini yang harus disesuaikan dan menjadi program didunia pendidikan,” ujar Prof Sumaryoto kepada JURNALNUSANTARA.COM, di Jakarta, Rabu (25/09/2024).
Sebetulnya tambah Prof Sumaryoto masalah link and match sudah ada sejak dulu , jadi bukan sejak dikampus merdeka saja. Saat ini hanya mengubah sedikit kemudian mengembangkan bidang-bidang yang harus diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
“Tapi untuk substansi/ materinya secara prinsip sama,” terangnya.
Disinggung tentang penyesuaian kebutuhan pasar kerja apakah kampus atau industri Prof Sumaryoto menyebut karena yang membutuhkan dunia kerja ada di pada pihak kampus karenanya perguruan tinggi yang menyesuaikan sehingga diperaturan akreditasi kampus harus meninjau kurikulum selambat-lambatnya setiap dua tahun.
“Artinya apa yang diberikan lembaga kepada mahasiswa ( sebaran mata kuliah dalam kurikulum) itu yang harus sesuai dengan kebutuhan dilapangan. Jika ada perkembangan/perubahan teknologi secara cepat kampus harus segera tanggap dan respon untuk meninjau kurikulum,” urainya.
Lebih lanjut Prof Sumaryoto menyatakan dengan peninjauan kurikulum sesuai dengan kebutuhan alhasil para mahasiswa sebagai peserta didik bisa mendapatkan materi-materi yang dibutuhkan didunia kerja.
“Jangan sampai nanti materi yang diterima itu sudah tertinggal. Jangan sampai belajar apa lalu dibutuhkan apa jadi tidak link/ tidak terkait dan match/ sesuai sehingga yang menjadi tugas lembaga pendidikan dalam hal ini perguruan tinggi,” imbuhnya.
Dikatakan Prof Sumaryoto terpenting tugas perguruan tinggi adalah dalam mengajarkan/ menyampaikan materi jangan sampai out of date dengan dunia usaha dan dunia industri kuncinya adalah diperlukan peninjauan kurikulum secara periodik. Dengan demikian, ada sebuah mekanisme peninjauan kurikulum setiap dua tahun. Apakah masih cocok atau justru sudah berubah.
“Kurikulum tidak harus dirubah selagi masih relevan dan butuhkan,” tandasnya. (s handoko)