November 28, 2024

Film ‘Dul Muluk Dul Malik’ Memikat Hati Penonton, Pejabat dan Selebritis dalam Nobar Meriah di Jakarta!

Jakarta, JNcom – Film “Dul Muluk Dul Malik” berhasil mencuri perhatian dengan antusiasme luar biasa dari penonton, pejabat, dan selebritis di acara nobar Jakarta. Momen tersebut menjadi sorotan utama, menggambarkan minat yang besar dan semangat masyarakat terhadap karya ini.

Film “Dul Muluk Dul Malik,” dengan dialek Sumatera Selatan, berhasil menarik perhatian para penggemar film, terutama masyarakat berdarah Sumsel yang berada di Jakarta. Keunikan ini menambah daya tarik tersendiri dan membuat penonton merasa lebih terhubung dengan kisah yang disajikan.

Film tersebut tayang serentak pada 12 September 2024, berhasil menyedot perhatian masyarakat yang penasaran dengan sosok Dul Muluk, tokoh legenda asal Sumsel. Teater di Mal Blok M dipenuhi oleh pejabat, tokoh daerah, dan selebritis asal Palembang, semua datang untuk mendukung “Dul Muluk Dul Malik.”

Nonton bareng film “Dul Muluk Dul Malik” dihadiri oleh para petinggi dan selebritis, serta diramaikan oleh para pemain seperti Anwar Fuady, Merriam Bellina, Roy Marten, Dwi Yan, Bagas Ran, Atik Kanser, dan produser Yacob Chandra.

Kehadiran mereka menambah kemeriahan acara, menciptakan suasana yang penuh semangat dan antusiasme.

Sementara itu, pejabat yang hadir dalam acara tersebut antara lain pengusaha wanita Dewi Motik, pengacara kondang Hendriyoso Diningrat, Kepala Daerah Provinsi Sumatera Selatan, serta sejumlah pejabat daerah lainnya. Kehadiran mereka menambah nuansa prestisius pada acara nobar ini.

Nobar ini diprakarsai oleh Wiwiet Tatung, pengusaha batubara sekaligus Ketua Dharma Wanita Palembang, yang memberikan sentuhan istimewa dan kehangatan pada acara tersebut. Inisiatifnya membuat momen ini semakin bermakna dan berkesan bagi semua yang hadir.

Nobar film bergenre komedi horor ini menghadirkan peran sentral Dul Muluk, tokoh jenaka asal Sumsel. Meskipun dihadiri oleh banyak orang penting di Indonesia, suasana nobar tetap ceria dan penuh keriuhan.

Gelak tawa pecah saat penonton menikmati celetukan humor dari film “Dul Muluk” dan “Dul Malik,” menciptakan momen yang hangat dan menghibur.

Meskipun sebagian besar yang hadir berdarah Sumsel, banyak dari mereka yang baru menyadari bahwa dialog dan humor dalam film tersebut menggunakan bahasa daerah.

Mengingat ada sekitar 70 bahasa lokal di Sumsel, tidak semua yang hadir dapat menguasai semua dialek tersebut. Hal ini menambah keunikan dan daya tarik film bagi penonton.

Secara keseluruhan, semua penonton yang hadir merasa puas dan memberikan acungan jempol kepada seluruh pihak yang terlibat dalam produksi “Dul Muluk Dul Malik.” Film ini berhasil menyajikan tontonan yang menghibur dan memikat hati banyak orang.

Hendriyoso, yang dikenal sebagai sosok berwibawa dan serius, terlihat banyak tersenyum dan tertawa saat menonton “Dul Muluk” dan “Dul Malik.” Kehadiran tawa dari sosoknya menambah kesan bahwa film ini memang mampu menghibur semua kalangan.

Ia sendiri mendukung film “Dul Muluk Dul Malik” ini dan berharap bukan hanya film ini yang mengangkat budaya Sumsel, tetapi juga ada lebih banyak film lainnya yang bisa menggambarkan kekayaan bahasa dan cerita daerah.

Ia juga mengapresiasi Yacub Chandra selaku produser yang berani memproduksi film bernuansa daerah, menilai bahwa langkah ini penting untuk memperkenalkan budaya dan cerita lokal ke khalayak yang lebih luas.

Dewi Motik memberikan apresiasi tinggi terhadap film “Dul Muluk Dul Malik,” berharap film ini dapat diputar di jaringan bioskop XXI selama beberapa minggu ke depan.

Ia menilai film ini sangat bagus dan menyampaikan banyak pesan berharga yang patut disimak.

Begitu pula, ia memberikan dukungan kepada produser “Dul Muluk” dan “Dul Malik,” yang telah menginspirasi daerah lain untuk mengangkat cerita rakyat mereka. Hal ini diharapkan dapat memperkaya film nasional dengan berbagai budaya yang ada di Indonesia.

Sementara itu, Ketua Dharma Wanita Sumsel, Wiwiet Tatung, mengungkapkan kebanggaannya sebagai orang Sumatera Selatan karena ada film nasional yang mengangkat budaya daerahnya.

Ia melihat ini sebagai langkah positif dalam memperkenalkan kekayaan budaya Sumsel ke tingkat yang lebih luas.

“Film ini menghibur, dengan dialog yang diselipi humor segar. Selain itu, film ini juga mendidik anak-anak kita agar tidak melakukan perundungan terhadap sesama siswa,” imbuhnya.

Karena itu, sebagai Ketua Dharma Wanita, ia mengajak masyarakat Sumsel untuk menyaksikan film “Dul Muluk Dul Malik” sebagai bentuk kebanggaan terhadap budaya daerah.

Ia percaya film ini dapat memberikan pengalaman berharga dan mengedukasi penonton.

“Jangan tonton sendiri, ajak pasangan, saudara, teman, atau siapapun untuk menyaksikan film pertama berbahasa Sumsel ini,” pungkasnya. ***(Guffe).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *