Jakarta, JNcom – Perkembangan harga pangan seperti beras, kedelai, gula, telur, susu, dan minyak goreng cenderung mengalami kenaikan, terkecuali harga tepung terigu yang relatif stabil sejak pertengahan tahun 2022. Kenaikan tersebut disinyalir disebabkan oleh beberapa faktor yang menyebabkan menurunnya produktivitas diantaranya kenaikan temperatur, bencana kekeringan, banjir bandang dan munculnya hama.
“Kenaikan temperatur misalnya, bisa mengakibatkan produktivitas benih pertanian akan menurun, artinya kenaikan tersebut memberikan dampak yang sensitif terhadap pangan. Selain kenaikan temperatur, bencana kekeringan, banjir bandang dan munculnya hama juga akan berdampak pada produktivitas pangan,” ujar Ketua Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia, Franciscus Welirang, Rabu (18/9/2024), di Jakarta.
Teknologi perbenihan di Indonesia, kata Franciscus, masih tertinggal dibandingkan dengan negara lain, yang sudah menerapkan benih rekayasa. Perbenihan saat ini seringkali dipandang seolah-olah bukan sesuatu hal yang penting, selain juga terbentur dengan Undang-undang yang mengikatnya.
Menurutnya, untuk bisa bersaing dengan negara lain, sudah saatnya Indonesia menerapkan benih rekayasa secara teknologi. Jika tidak, Petani kita akan mengalami kesulitan menyediakan kebutuhan pangan secara nasional.
“Upaya tersebut untuk menyesuaikan adanya perubahan iklim saat ini yang telah berdampak pada produktivitas pangan,” imbuhnya.
Terkait dengan Food Estate sebagai konsep pengembangan pangan terintegrasi yang meliputi pertanian, perkebunan, dan peternakan di sebuah kawasan serta termasuk salah satu Program Strategis Nasional (PSN) 2020-2024, Franciscus Welirang berpendapat bahwa kebutuhan benih untuk menghasilkan produk pertanian, perkebunan, dan peternakan tetap harus diperbanyak.
“Seharusnya kita berfikir ke arah sana, yaitu fokus menata mulai dari sektor perbenihan, kemudian sektor budidaya, pasca panen hingga penyimpanan hasil panennya (gudang). Dibutuhkan regulasi yang jelas untuk mengatur pembagian tugas sektor-sektor tersebut,” pungkasnya. (red/my)