October 4, 2024

Jakarta, JNcom — The colours of Indonesia adalah sebuah perhelatan interior desain yang bergengsi dan tentunya dikurasi dengan cermat memperlihatkan kreasi dan inovasi interior terkini dari desainer interior Indonesia yang tergabung dalam ID12.

Salah satunya menampilkan brand Coulisse, dengan membawa koleksi teknologi  motionblinds yang menampilkan window covering ke era home automation yang tampak mewah dan modern kedalam lima ruangan rumah di pameran The colours of Indonesia ” Summer Home”.

Dengan berbasis teknologi smartphone, Motionblinds produk Coulisse | INK ini bisa dioperasikan dengan suara (voice command) yang mengandalkan konektivitas yang cerdas melalui platform seperti Google, Apple, Amazon, SmartThings, dan ABB.

Semuanya bisa dikontrol dengan mudah melalui gawai pribadi untuk bisa mengatur window covering sesuai kebutuhan. Teknologi yang hadir dalam wujud desain yang simpel dan modern ini menjadi sangat praktis mendukung tampilan produk Coulisse | INK secara optimal dengan USB-C rechargeable Battery. Tombol navigasi yang memudahkan pengaturan gerak, dan tetap memberikan ruang untuk pengaturan manual menjadikan teknologi ini sangat mendukung kemudahan dalam menikmati gaya hidup masa kini yang semakin menuntut inovasi yang aman, mudah, dan menggunakan energi secara efisien.

Coulisse yang berkolaborasi dengan empat desainer interior ternama yakni Yuni Jie, Joke Roos, Viviane Faye, dan Sammy H Syamsulhadi memberikan ekspresi dan persona yang refreshing serta fashionable.

Ditengah melajunya perkembangan teknologi yang kian cerdas seperti salah satunya penggunaan Al (Artificial Intelligence) memberikan peningkatan kesadaran tinggi dan tanggung jawab atas isu circularity atau sirkularitas, namun kita tetap berhadapan dengan isu pemanasan global dan isu perubahan iklim yang unpredictable atau tak terduga. Belum lagi isu kemiskinan dan hak persamaan (eguality).

Namun demikian untuk tahun 2050 sudah dipastikan bahwa hunian yang kita ketahui atau kita nikmati saat ini akan berubah, beradaptasi, berkembang hingga berevolusi menyesuaikan perkembangan situasi jamannya. Lalu bagaimana selanjutnya para profesional dibidang desain interior menyikapi persoalan masa depan?. Apakah masih menitik beratkan pada persoalan estetika atau pada kepedulian estetika tapi tetap ramah lingkungan ?.

Dan, inilah pendapat para desainer interior terkait  hunian tropis di tahun 2050 ditengah melajunya teknologi seperti AI (Artificial Intelligence yang dibahas  dalam acara diskusi publik oleh Coulisse | INK .

Menurut Rogier Krabbe, Managing Director Asia/Australiasia of Coulisse, tahun 2024 setiap orang terus beradaptasi dengan teknologi yang semakin canggih. Begitupula dengan Coulisse | INK  yang semakin terus berinovasi lebih maju setiap tahunnya, bahkan hingga 30 tahun kedepan.

Melihat perkembangan smart home di Indonesia saat ini, Rogier Krabbe mengatakan, “Sekitar 15%, saat ini sudah memiliki setidaknya satu perangkat rumah pintar. Namun pada tahun 2028, angka ini akan meningkat dua kali lipat, sekitar 30%.”

“Walaupun pada awalnya, banyak orang yang agak skeptis, seperti, Apakah smart home benar-benar dibutuhkan?.” ujar Rogier Krabbe.

Diskusi ini tentunya semakin membuka banyak ide, imajinasi, dan juga kreativitas dari para desainer dalam merengkuh perubahan jaman, perkembangan teknologi, dan Al dari masa kini ke tahun 2050, mampukah kita membayangkannya?

Menurut desainer interior Joke Roos, proyeksi hunian tropis dimasa depan lebih kearah penyesuaian desain dengan cendela lebih besar, dan adanya ventilasi.

“Tahun 2050, saya lebih menyukai rumah yang simple, dan lebih kecil dan nyaman,” ujar Joke Roos.

Dan, perlu diketahui Joke Roos di pameran ini menampilkan “Seijaku Suite Bedroom’ seakan membangun sanctuary monokrom.

Sedangkan, desainer interior Viviane Faye menuturkan lebih mengutamakan berkelanjutan/sustainability.

” Dengan menggunakan bahan interior yang tidak membuat alam makin keropos,” ujar Viviane Faye.

Beliau mencontohkan boothnya yang menampilkam ‘Antrum Spa’ dengan membawa pengalaman meruang ke dalam gua dan memberikan sensai tenang dan tetap sarat dengan tekstur yang terinspirasi dari keindahan alam.

Selain itu, desain interior Yuni Jie menjelaskan tiga kata penting perubahan di tahun 2050 yakni  kritis, peka, dan aktif.

“Dengan perubahan iklim yang menyeramkan kita harus kristis terutama di Jakarta,” ujar  Yuni Jie.

Bisa dilihat tema yang dibawakannya di pameran ini yang dinamakan dengan “The Satsuma Pantry’ yang membawa desain ke dalam petualangan kuliner yang menyegarkan serta mempresentasikan hunian musim panas.

Sedangkan Sammy H. Syamsulhadi mengutamakan kreatifitas.  Hal ini artinya teknologi dibuat untuk manusia agar lebih nyaman dan lebih baik.

” Kreativitas perlu dibangun untuk membatu manusia lebih mudah dan lebih baik,” ujar Sammy .

Seperti yang beliau tampilkan  “Sunset at Batujimbar Bathroom’, yang seakan menghadirkan keindahan matahari tenggelam melalui warna-warna hangat yang merepresentasikan energi dan semangat musim panas.

Mak dari itu dengan  kolaborasi Coulisse |INK dengan Yuni Jie, Joke Roos, Viviane Faye, dan Sammy H. Syamsulhadi menunjukkan bagaimana produk Coulisse mampu ikut mewujudkan imajinasi para desainer dan membangun kenyamanan visual dalam tatanan yang elegan dan mewah.

Material produk window covering dari Coulisse |INK hadir dengan sangat ekspresif di tangan setiap desainer yang tidak hanya mengapresiasi kualitas produk dengan pemanfaatan teknologi yang memudahkan, tetapi juga memberikan sudut pandang baru dalam mengapresiasi produk Coulisse |INK yang memiliki banyak ragam tekstur, motif, dan juga ikut memberikan sentuhan fashionable ke keseluruhan citra dari desain yang terbentuk. (Mul)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *