Jakarta, JNcom – Hasil pertemuan Forum Rektor dengan Kemendikbud dan Balitbang Kementrian Agama untuk memperkuat modernisasi beragama di Indonesia dengan tujuan untuk meningkatkan penguatan/pondasi dilingkungan perguruan tinggi dengan semangat para pimpinan kampus mempunyai persepsi yang sama karena hal ini merupakan bagian penting dari program pendidikan tinggi.
Menurut Prof Sumaryoto kalau bicara agama terpenting didalam kurikulum ada pendidikan agama sepertinya masing-masing terpulang pada perguruan tinggi contohnya di Unindra tentang pendidikan agama baik agama islam maupun non Islam diberikan dua semester untuk setiap program study.
“Pertimbanganya semester pertama memperdalam secara teoritiknya pada semester kedua lebih pertimbangan penerapan terutama dalam rangka pendidikan ahklak dan moral itu yang berlaku di Unindra, jadi tidak ada yang diatur secara detail sampai konten kurikulumnya,” ujar Prof Sumaryoto kepada JURNALNUSANTARA.COM, di Jakarta, pada Kamis (25/07/2024).
Namun demikian tambah Prof Sumaryoto seandainya dalam kurikulum nasional sudah tidak diwajibkan tapi di Unindra tetap ada program pendidikan agama karena itu suatu prinsip agama harus tetap diberikan.
“Selain secara substansi kurikulum untuk memperdalam pengetahuan agama tapi juga lebih ke aplikasinya yaitu etika dan ahklak,” imbuhnya.
Dikatakan Prof Sumaryoto sangat setuju dengan program pendidikan agama karena selain memperdalam ilmu juga meningkat nilai moral di setiap perguruan tinggi, selama ini di Unindra sudah berjalan sejak 2006 sebelum Perpres No 58/2023 diputuskan dan hasilnya positif.
“Yang jelas dari sisi perilaku, perbuatan dan tingkat kedisiplinan lebih bagus,” tegasnya.
Diketahui pendidikan agama di negara Malaysia diberikan lebih dari dua semester bahkan ada yang empat semester di perguruan tinggi Islam maupun umum.
“Itu artinya agama begitu penting bagi mahasiswa walaupun ditingkat SD, SMP dan SMA sudah diberikan,” terangnya.
Masih menurut Prof Sumaryoto modernisasi agama tidak terlalu penting karena bicara agama bagaimana mendidik manusia menjadi manusia yang bertaqwa.
“Prinsip ketaqwaan itu adalah menjalankan perintah dan meninggalkan larangan Allah yang maha kuasa ini juga bagian dari tri dharma perguruan tinggi pada dharma pertama,” tandasnya. (s handoko)