November 28, 2024

Sumenep, JNcom – Untuk meningkatkan literasi digital masyarakat dalam rangka membangun kualitas talenta digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) menyelenggarakan Program Indonesia Makin Cakap Digital (IMCD) 2024 di Gedung Aksara Sumenep, Jumat (23/2/2024).

“Literasi digital merupakan bagian dari penyelenggaraan transformasi digital yang memegang prinsip ‘Nobody Left Behind’,” ujar Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan ketika membuka secara daring kegiatan Literasi Digital.

Kegiatan yang diselenggarakan di Kabupaten Sumenep merupakan tahun ketiga yang bekerja sama dengan Kaukus Muda Indonesia (KMI). Ketua panitia penyelenggara dari KMI Deni Feri Suharyanto mengatakan bahwa acara yang dilaksanakan hari ini merupakan kick-off penyelenggaraan kegiatan literasi digital di Kabupaten Sumenep.

“Ini merupakan tahun ketiga KMI bekerjasama dengan Dirjen Aptika Kemenkominfo menyelenggarakan Literasi Digital di Sumenep,” terangnya.

Untuk tahun ini, kata Deni, kami diamanahi menyelenggarakan literasi digital di 10 titik di Sumenep yang merupakan bagian dari target Kemenkominfo, yaitu 50 juta orang sudah ter literasi digital sampai pada tahun 2024 ini.

Kegiatan yang bertajuk “Bincang Bareng Komunitas Media Sosial” tersebut menghadirkan tiga narasumber. Sesi pertama disampaikan oleh Irwan Sujatmiko, Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sumenep.

Dalam paparannya ia menyampaikan isu utama terkait perkembangan media sosial, yaitu banjir informasi dan perlindungan data pribadi.

“Dalam banjir informasi, kita memiliki keterbatasan perhatian. Kita cenderung memilih informasi yang paling sesuai dengan pandangan kita atau yang paling membuat kita nyaman,” ungkapnya.

Narasumber kedua Imroatin yang seorang infulencer mengajak peserta untuk memanfaatkan media sosial sebagai media pengembangan diri.

“Sebagai generasi milenial, kita dituntut untuk mahir dalam dunia digital. Salah satunya dengan mengeksplorasi kemampuan diri, ikut serta dan berkontribusi dengan memberikan inovasi, kreatifitas dalam bersosial media,” terangnya.

Andilala yang seorang praktisi literasi digital di sesi ketiga menyampaikan filosofi Taneyan Lanjang untuk menjawab tantangan di era digital.

“Leluhur Madura sudah mewariskan filosofi Taneyan Lanjang yang saya jadikan sebuah metode untuk menjawab tantangan di era digital. Metode taneyan lanjang mempunyai empat langkah yaitu orientasi masalah, pengelompokan potensi, aksi, validasi, dan diseminasi,” pungkasnya. (Red)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *