Jakarta JNcom – Setelah terhenti 3 tahun akibat pandemi Covid-19, akhirnya pertunjukan wayang kulit di Bogasari kembali digelar. Pagelaran wayang kulit ini rutin digelar di pabrik Bogasari, Jakarta Utara di setiap perayaan ulang tahun yang jatuh pada tanggal 29 November. Tahun 2023 ini Bogasari sebagai pabrik tepung terigu pertama dan terbesar di Indonesia genap berusia 52 tahun.
Sebagai ungkapan rasa syukur, sudah sejak tahun 2000-an Bogasari selalu menyuguhkan hiburan budaya wayang kulit untuk masyarakat. Makanya pagelaran wayang kulit ini juga digelar gratis dan masyarakat dapat langsung datang ke area parkir barat pabrik Bogasari, Tanjung Priok, Jakarta Utara, ajak Franciscus Welirang, Direktur Indofood dalam siaran pers, Jumat (1/12/2023).
Menurut Franciscus Welirang, wayang adalah warisan budaya yang memiliki nilai-nilai kearifan lokal dan wajib terus dilestarikan. Wayang tak hanya memberikan tontonan, tapi juga tuntunan sebagai pedoman hidup manusia. Karena itulah wayang patut diapresiasi karena bisa menjadi inspirasi dan edukasi.
Pagelaran wayang kulit dalam rangka ulang tahun ke-52 Bogasari ini menghadirkan Lakon “Hastabrata yang akan dibawakan dalang Ki Jilitheng Suparman, sejak Jumat (1/12/2023) pukul 8 malam sampai Sabtu (2/12/2023) subuh.
Direktur Indofood yang akrab disapa Franky Welirang ini menambahkan, Bogasari sudah menyiapkan lahan bagi para pedagang yang ingin berjualan aksesoris perwayangan. Lokasi yang disiapkan Bogasari mampu menampung sampai sekitar 3 ribu orang.
“Harapan kami, melalui ulang tahun yang ke-52 ini, Bogasari ingin terus menunjukkan apresiasinya terhadap terhadap kekayaan budaya tradisional Indonesia, ucap Franky yang juga Kepala Divisi Bogasari.
Ia memaparkan, lakon Hastabrata menceritakan tentang ajaran kepemimpinan yang terkenal dalam cerita Ramayana. Hasta berarti wolu (delapan), sedangkan Brata berarti prasetya (kesetiaan) (Poerwadarminta, 1399: 21, 59). Hastabrata adalah delapan sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin berdasarkan sifat atau watak delapan dewa yaitu Indra, Yama, Surya, Candra, Bhayu, Kuwera, Baruna, dan Agni. Dari delapan dewa maka dikenal istilah Asthabrata, yaitu sifat, watak, atau perilaku delapan dewa.
Kalau dirangkum amanat Hastabrata yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin itu sebagai berikut : Dapat memberikan kesejukan dan ketentraman kepada warganya: membasmi kejahatan dengan tegas tanpa pandang; bersifat bijaksana, sabar, ramah dan lembut; melihat, mengerti dan menghayati seluruh warganya; memberikan kesejahteraan dan bantuan dana bagi warganya yang memerlukan; mampu menampung segala sesuatu yang datang kepadanya, naik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan; gigih dalam mengalahkan musuh dan dapat memberikan pelita bagi warganya. Ajaran ini tetap relevan bagi para pemimpin kita hingga kini sampai ke masa depan. Tancep Kayon. (Red)