Jakarta, JNcom – Pelaksanaan Pemilihan Umum 2024/pesta demokrasi Indonesia tinggal beberapa bulan kedepan tentu dengan harapan berjalan aman, damai, dan sejuk itu harapan kita semua.Karena masyarakat sudah dewasa dalam berpolitik, berdemokrasi dalam bingkai persatuan dan kerukunan.
Menurut Rahadi Mulyanto dari sisi kerukunan beragama jelang pemilu khususnya di wilayah Jakarta Selatan mungkin warganya sudah punya pengalaman dari pengalaman itu menyebabkan umat kita sudah dewasa baik dari temen-temen muslim, Nasrani maupun enam agama yang ada di kita lebih mencair dalam perbincangan dan diskusi.
“Dulu kelihatan sedikit beku serta polarisasinya cukup kuat sekarang lebih kondusif meskipun perlu pendampingan-pendampingan bahkan kolaborasi dengan pemerintah/ Kesbangpol sejak awal 2021, 2022 cukup bagus. Bahkan diawal 2022 mendorong program terkait penguatan tahun politik, ketika Kementerian Agama ada program nomenklatur desa kerukunan maka fibrasinya kita tangkap dengan mengimprovisasi apa yang cocok diwilayah Jakarta Selatan dengan /mencetuskan kampung kerukunan dan dilauncing di Petukangan Utara, yang menarik dan unik,” ujar Rahadi Mulyanto selaku Sekertaris FKUB Jakarta Selatan kepada JURNALNUSANTARA.COM, di Jakarta, Sabtu (28/10/2023).
Dikatakan Rahadi kampung kerukunan itu hanya memotret sesuatu yang sudah ada tinggal mengemas, dinikmatin dan diberitahukan kepada masyarakat bahwa kehidupan kerukunan itu sudah menjadi fibrasi.
“Jadi kerukunan itu memang sudah ada getarannya, aktifitasnya dan semangatnya, hanya ini kadang tidak pernah kita dorong dan kita gaungkan sehingga gaungnya tadi bisa kita syiarkan getaranya ke yang lain dengan frekwensi yang sama,” imbuhnya.
Dari kondisi yang ada dan arahan Pak Walikota untuk sebuah kebersamaan bukan perlombaan/kompetisi tambah Rahadi kita buat tim untuk mapping dimana tempat-tempat yang menarik di 65 kelurahan yang ada wilayah Jakarta Selatan sehingga kita dorong bareng terutama menjelang 2024 akhirnya terkolaborasi dengan Kesbangpol sehingga kita canangkan suasana keharmonisan bisa tercipta hingga 2024.
“Respons dan partisipasi masyarakat sungguh luar biasa sampai tercipta yel-yel ‘kampung kerukunan menjadi kota kerukunan’,”urainya.
Seperti diketahui di Jakarta Selatan sendiri umat Islam tembus 86 persen sisanya non muslim hal ini bisa dilihat dari jumlah tempat ibadah.Di Jakarta Selatan terdapat 800 mesjid, 1700 musholla. Untuk jumlah gereja Kristen Protestan 200 dan Katolik 10 .Namun demikian toleransi kerukunan cukup tinggi terbukti para tokoh-tokoh agama yang tergabung dalam FKUB menjadi para meter terciptanya kerukunan keberagaman.
“Semisal ada dinamika perizinan tempat ibadah untuk di Jakarta Selatan isu-isu ideologinya tidak terlalu kuat tapi isunya hanya komunikasi dengan masyarakat. Karena dengan komunikasi yang baik tercipta suasana yang bagus, persepsi yang positif. Sehingga bagaimana cara kita berkomunikasi yang baik dan itu menjadi salah satu terciptanya kerukunan beragama yang kondusif,” terang Rahadi Mulyanto yang juga sebagai Sekertaris DMI Jakarta Selatan ini.
Untuk itu kata Rahadi ditahun politik ini dalam berkomunikasi harus baik, perbedaan boleh dalam berdemokrasi namun harus bijak dalam menyampaikan sesuatu.
“Makanya dialog-dialog politik sering kita lakukan selain di mesjid juga di wihara, pura dengan mengundang unsur yang terkait. Diharapkan dengan adanya kampung kerukunan ini bisa menjadi alarm untuk terciptanya suasana sejuk, damai dan mengasikkan jelang Pemilu,” imbuhnya.
Lebih lanjut Rahadi menyebut sebenarnya dari sisi agama sudah selesai cuma problemnya politik yang asimetris ini, jadi solusinya komunikasi karena politik menjadi dinamika dalam kehidupan bukan sesuatu yang absolut.
“Artinya absolut itu agama/religi berbeda dengan politik hari ini kawan besok bisa menjadi lawan yang ujungnya asimetris,” ungkapnya.
Rahadi juga berharap tidak pada majelis agama untuk menciptakan kesejukan, perdamaian jadikan isu persatuan menjadi isu bersama jadikan persatuan menjadi idelogi. Namun juga berpesan kepada aktor politik untuk lebih beretika, beradab dalam menyampaikan program dan gagasannya terpenting jangan saling menjatuhkan agar muncul iklim kerukunan dalam berpolitik.
“Saya menghimbau kepada pelaku politik untuk menjadikan kesatuan bangsa menjadi idelogi dan juga ada kolaborasi dengan FKUB karena kita sebagai mediator yang dibutuhkan oleh pemerintah,” tandasnya. ( s handoko)