Jakarta, JNcom – Begitu pentingnya mewujudkan lingkungan digital yang sehat dan positif demi perkembangan teknologi informasi dan digital yang baik, yang tentunya akan membawa dampak yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari.
Cara hidup, bekerja, dan berinteraksi telah mengalami transformasi besar akibat kemajuan teknologi ini.
Di tengah situasi ini, menjadi hal yang penting bagi masyarakat untuk menyadari bahwa tantangan baru juga akan muncul seiring dengan peluang yang datang. Oleh karena itu, sangat diperlukan guna menghadapi perubahan ini dengan bijaksana dan proaktif agar dapat meraih manfaat maksimal dan optimal dari perkembangan teknologi yang pesat ini.
Dalam era digital ini, penting untuk menyadari bahwa literasi tidak lagi terbatas pada kemampuan membaca dan menulis saja. Saat ini, literasi juga mencakup kemampuan memahami, menyaring, dan menyajikan informasi dengan cerdas dalam lingkungan digital.
Literasi digital menjadi kunci penting untuk membuka pintu akses pada dunia pengetahuan yang tak terbatas. Dengan memiliki literasi digital yang kuat, individu akan lebih mampu menghadapi tantangan informasi yang kompleks dan berkembang secara lebih baik dalam masyarakat yang makin maju secara teknologi.
Pada acara Festival Literasi Digital, Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek, Hafidz Muksin, menyampaikan bahwa salah satu hal penting yang perlu difokuskan dalam menghadapi era teknologi ini adalah membangun budaya dan kecakapan literasi digital yang kuat dan inklusif bagi seluruh anak Indonesia.
“Literasi digital merupakan kunci utama dalam memastikan anak-anak Indonesia mampu berpartisipasi secara aktif dan aman dalam dunia digital”.
“Dengan memiliki literasi digital yang baik, anak-anak Indonesia akan lebih terampil dalam menggunakan teknologi secara bijaksana, memahami risiko yang mungkin muncul, dan dapat menghindari penyalahgunaan teknologi,” ujar Hafidz saat menyampaikan sambutan.
Festival Literasi Digital ini diselenggarakan oleh Si Berkreasi yang bekerja sama dengan Kemendikbudristek, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Kementerian Komunikasi dan Informasi bertempat di Plaza Insan Berprestasi Kantor Kemendikbudristek, Jakarta pada Sabtu 29 Juli 2023 dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2023.
Masih kata Hafidz, menyoal tentang etika dan moral dalam penggunaan teknologi untuk mencapai lingkungan digital yang sehat dan positif bagi anak-anak Indonesia, seluruh pihak terkait, mulai dari orang tua, pendidik, komunitas, hingga industri teknologi, perlu berkolaborasi secara aktif dan konstruktif.
Dukungan dari semua pihak memiliki peran penting dalam membangun ekosistem penggunaan teknologi secara bertanggung jawab dan aman.
Orang tua perlu terlibat secara aktif dalam mengawasi dan memberikan bimbingan kepada anak-anaknya tentang penggunaan teknologi. Pendidik harus mengintegrasikan literasi digital dalam praktik pembelajaran di sekolah agar anak-anak dapat
mengembangkan keterampilan digital mereka dengan bijaksana.
Komunitas dapat mengadakan program dan acara yang mendukung pemahaman tentang etika dan moral dalam penggunaan teknologi.
Selain itu, industri teknologi juga perlu bertanggung jawab dalam menghadirkan produk dan layanan yang aman dan sesuai untuk anak-anak.
Dengan dukungan dari semua pihak, generasi digital-savvy (cerdas digital) yang juga memiliki etika dan moral yang kokoh dapat terbentuk.
Anak-anak akan menjadi lebih berdaya dan merasa aman dalam menghadapi dunia teknologi yang terus berkembang pesat karena mereka memiliki pemahaman tentang cara menggunakan teknologi secara positif dan bertanggung jawab.
Selain itu, lingkungan digital yang sehat juga akan melindungi mereka dari konten yang tidak sesuai dan potensi risiko lainnya. Melalui kolaborasi aktif antara orang tua, pendidik, komunitas, dan industri teknologi, budaya yang mendukung dan melindungi anak-anak dalam menjelajahi dunia digital dapat tercipta.
“Melalui lingkungan digital yang sehat dan positif, mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu yang cerdas, bertanggung jawab, dan memiliki etika yang baik dalam penggunaan teknologi di era digital seperti saat ini,” harap Hafidz.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Woro Srihastuti Sulistyaningrum, menjelaskan bahwa anak-anak dan remaja yang menggunakan media internet merupakan fenomena baru yang belum pernah dihadapi sebelumnya. Menurutnya, perlu ada literasi digital untuk anak-anak dan remaja.
Berdasarkan data Kemenkominfo, angka literasi digital di Indonesia terus mengalami kenaikan. Indonesia berhasil naik 0,05 poin dari angka 3,49 pada tahun 2021 menjadi 3,54 pada tahun 2022. Namun, tingginya angka penggunaan internet pada anak tidak diikuti dengan peningkatan tingkat kegemaran membaca (TGM).
Data pada 2021 menunjukkan bahwa masyarakat yang berusia 25 tahun ke atas (golongan pekerja) secara rata-rata memiliki tingkat kegemaran membaca yang tinggi, yaitu lebih dari 60 poin dibandingkan dengan mereka yang berusia di bawah 25 tahun (golongan pelajar/mahasiswa) dengan nilai TGM kurang dari 60 poin.
Tren nilai TGM pada golongan pekerja terus mengalami kenaikan sesuai dengan tingkat usia yang makin tua.
Paradoks antara penggunaan internet yang tinggi dengan kegemaran membaca yang rendah membawa potensi kerentanan anak terpapar konten-konten negatif atau penggunaan internet yang kurang produktif dan menghabiskan waktu.
“Perlu upaya serius dari kita bersama untuk meningkatkan kegemaran membaca pada anak-anak sehingga menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan dan juga meningkatkan literasi digital pada anak-anak agar anak-anak makin cerdas dan bijak dalam memanfaatkan teknologi digital termasuk saat terhubung dengan internet,” ungkap Woro, perempuan yang lebih suka disapa Lisa ini.
Selain itu, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak itu juga meminta kita untuk merespons keadaan paradoks ini. Peran orang tua dan orang dewasa sangat diperlukan untuk mengawasi anak-anak saat menggunakan media internet. Oleh karena itu, orang tua harus makin melek teknologi digital serta terus mendampingi dan membersamai anak-anak dalam penggunaan teknologi.
Ini adalah momen bersejarah yang memerlukan kolaborasi seluruh masyarakat untuk menciptakan masa depan yang gemilang bagi anak-anak Indonesia.
Untuk itu, semua pihak, termasuk Gerakan Nasional Literasi Digital SiBerkreasi, para mitra, dan seluruh peserta Festival Literasi Digital perlu bergandengan tangan dalam misi mulia ini. Seluruh pihak dapat memberikan inspirasi dan dorongan kepada anak-anak agar mereka menjadi generasi yang unggul, kreatif, dan penuh semangat dalam menghadapi tantangan masa depan.
Hafidz juga menjelaskan bahwa membangun literasi digital yang kuat dan inklusif tidak dapat dilakukan secara terpisah-pisah. Saatnya seluruh pihak bergerak bersama sebagai bangsa untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan literasi digital di kalangan anak Indonesia.
Pendidik dan orang tua harus bekerja bersama untuk memberikan bimbingan yang tepat dan memberdayakan anak-anak dalam menggunakan teknologi secara bijaksana. Selain itu, pemerintah juga memiliki peran penting dalam menyediakan infrastruktur dan akses internet yang merata di seluruh pelosok Indonesia.
“Dengan kolaborasi dan kerja sama yang kokoh, kita dapat memastikan bahwa anak-anak Indonesia memiliki bekal yang cukup untuk menghadapi dan memanfaatkan era teknologi informasi dan digital dengan positif dan produktif,” lanjut pria yang akrab disapa Hafidz.
Gerakan Nasional Literasi Digital SiBerkreasi, para mitra, dan peserta Festival Literasi Digital memiliki peran penting dalam membentuk generasi muda yang unggul dan kreatif.
Dengan bersatu dan berkolaborasi, lingkungan yang mendukung dan memfasilitasi perkembangan literasi digital di kalangan anak-anak dapat terwujud. Melalui berbagai inisiatif dan program, anak-anak dapat terinspirasi untuk lebih aktif dalam belajar dan berkreasi.
Seluruh pihak juga perlu memberi dukungan agar mereka dapat mengembangkan kreativitas dan berprestasi. Dengan cara ini, anak-anak Indonesia akan siap menghadapi masa depan yang penuh potensi dan membawa perubahan positif bagi bangsa dan negara.
Hafidz juga memberikan apresiasi atas kerja keras dari semua pihak yang telah terlibat dalam menyelenggarakan acara Festival Literasi Digital ini. Menurutnya, acara tersebut menjadi tonggak awal yang membawa dampak positif bagi literasi digital di Indonesia yang berkelanjutan guna mewujudkan generasi unggul, cerdas, dan berkarakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila.
Setelah acara peresmian, baik Hafidz, Lisa, maupun Nahar berharap agar kegiatan Festival Literasi Digital dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2023 yang diselenggarakan oleh SiBerkreasi ini dapat membantu memperkenalkan literasi digital kepada anak-anak, orang tua, dan masyarakat terkait perkembangan ruang digital serta memanfaatkan potensinya, termasuk untuk mengatasi ancaman yang ada di ruang digital.
Pada acara festival literasi digital itu, selain Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin dan Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Woro Srihastuti Sulistyaningrum, acara tersebut juga dihadiri oleh Deputi Bidang Perlindungan Anak KPPPA, Nahar; Ketua Umum SiBerkreasi, Donny Budi Utoyo; GM CSR Telkomsel, Andry P Santoso; dan Public Policy Google, Arianne Santoso. Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh sekitar 500 peserta anak-anak dari sekolah tingkat dasar di Jabodetabek. (Chris)