Sumenep, JNcom – Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia (Kominfo RI) tengah gencar melakukan sosialisasi cakap digital di Bumi Madura. Langkah Kominfo terus dilakukan salah satunya dengan menggandeng Kaukus Muda Indonesia (KMI), sebuah NGO yang konsern melakukan pemberdayaan civil society.
Ada puluhan titik di empat kabupaten Pulau Madura disinggahi Kominfo RI bersama KMI. Berbagai komunitas dan elemen diajari cara menjaga keamanan data pribadi saat berinternet. Agar terhindar dari risiko dan ancaman di dunia internet. Seperti penipuan online, peretasan akun, dan pencurian identitas.
Selain pengetahuan keamanan. Kominfo dan KMI juga mensosialisasikan etika berinternet. Seperti, bagaimana cara memanfaatkan berbagai platform media sosial dan platform digital lainnya secara bijak dan positif. Sehingga kehadiran dunia internet bermanfaat sesuai kebutuhan.
Dalam sebuah Talkshow Cakap Digital Kominfo RI bersama Madura Pride di depan Hall Adi Poday, Kota Sumenep, Rabu (19/7/2023), ribuan kaum milenial dari empat kabupaten Madura antusias mendengar pemaparan dari para narasumber berkompeten yaitu Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Samuel Abrijani Pangarapan menyampaikan tips-tips cakap digital secara daring. Narasumber berikutnya adalah Annisa Shafarina Qosasi, seorang wanita muda berusia muda yang memiliki wawasan terkait penggunaan internet di Asia Tenggara. Ferdiansyah, salah satu pemateri dalam talkshow itu memaparkan literasi digital yang bijak untuk mencegah risiko dan ancaman di dunia digital.
Menurut Annisa, netizen Indonesia tergolong paling buruk di antara netizen negara lain di Asia Tenggara, perilaku netizen Indonesia kurang menjaga nilai-nilai kearifan, tak sopan bermedia sosial, senang menyebar berita hoax, ujaran kebencian dan predikat negatif lainnya. Dari 32 negara Asia Tenggara yang disurvei, Indonesia berada di peringkat 29 atau yang terburuk di Asia Tenggara.
“Kesopanan netizen Indonesia diukur dari perilaku di dunia maya. Seperti penyebarluasan berita bohong atau hoax, ujaran kebencian atau hate speech dan tindakan untuk memancing kemarahan orang lain,” terang Sekertaris Yayasan Qudsiyah Uniba Madura ini.
Karena itu, Annisa mengajak anak-anak muda Madura untuk menciptakan dunia internet (media sosial) penuh etika dan produktif. Seperti ajaran pendulum orang-orang Madura terdahulu.
“Bijak berinternet itu produktif. Artinya menggunakan dunia internet itu membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Sebagaimana petuah orang bijak Madura terdahulu. Lakona lakone. Kennenganna kennengnge,” kata Annisa yang disambut koor aplaus peserta talkshow.
Praktisi Literasi Digital, Andilala menilai kehadiran internet sebagai bentuk tersingkapnya hijab (tabir) di dunia informasi dan komunikasi. Informasi dan komunikasi di belahan dunia secapat kilat tersambung melalui jaringan internet. Dunia informasi dan komunikasi benar-benar tanpa batas. Kehidupan internet seperti kehidupan nyata yang dialami manusia bumi.
Menurutnya, di balik kebebasan dunia internet. Ada banyak ancaman dan risiko yang mengintai para pengguna internet apabila tak bijak. Karena itu, Andilala memandang urgen literasi digital terus digaungkan.
“Khusus anak-anak muda Madura. Bangun literasi digital sejak dini. Pahami dan cari pengetahuan menggunakan internet dengan bijak. Bekali diri kita dengan nilai-nilai moral dalam berinternet,” pesan Andilala kepada anak-anak muda Madura yang ikut talkshow.
Kadiskominfo Sumenep, Ferdiansyah Tetrajaya mengajak kepada anak-anak muda Madura di acara itu agar mengerti makna kehidupan era digital.
“Saat ini era digital. Kehidupan manusia di era saat ini dipenuhi dengan jaringan internet. Sehingga banyak kebutuhan manusia diselesaikan melalui teknologi internet (digital). Di balik kemudahan itu, ada ancaman dan risiko yang siap mengintai jika manusia itu tak mengerti menggunakannya,” terang Ferdiansyah.
Karenanya, Ferdiansyah mengajak semua peserta talkshow agar memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang teknologi digital agar dapat menggunakannya dengan bijak dan bertanggung jawab.
“Syukur-syukur bisa memanfatkan dunia digital menjadikan hidup kita lebih makmur dan sejahtera. Seperti banyak yang dilakukan para selebrasi digital tanah air,” tutup Ferdiansyah. (Red)