Jakarta, JNcom – PT Steady Safe Tbk (“Perseroan” atau “SAFE”) menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2023 dan Paparan Publik Tahunan 2024, Rabu (26/6/2024) di Jakarta. Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan serta para pemegang saham, John Pieter Sembiring (Direktur Utama) dan Ahmad Fahmi (Direktur).
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Heliantono & Rekan, Perseroan mencatat pendapatan sebesar Rp 242,8 miliar pada tahun 2023, turun dari Rp 253,25 miliar pada tahun 2022. Penurunan ini disebabkan oleh penerapan tarif berjenjang untuk biaya service maintenance yang dibayarkan oleh PT Transportasi Jakarta.
Beban biaya langsung mengalami penurunan sebesar Rp 9,74 miliar dibandingkan tahun sebelumnya, dengan jumlah sebesar Rp 177,9 miliar pada tahun 2023. Biaya usaha Perseroan relatif stabil, dengan biaya sebesar Rp 14,64 miliar pada tahun 2023 dibandingkan dengan Rp 14,93 miliar pada tahun 2022.
Perseroan mencatat laba bersih sebesar Rp 19,56 miliar pada tahun 2023, meningkat dari Rp 10,44 miliar pada tahun 2022. Peningkatan laba ini disebabkan oleh penurunan tingkat bunga yang diterapkan pada leasing.
Total aset Perseroan tahun 2023 mencapai Rp 237,3 miliar, turun dari Rp 270,8 miliar pada tahun 2022. Nilai kewajiban Perseroan juga mengalami penurunan sebesar Rp 53,1 miliar, menjadi Rp 275,53 miliar pada tahun 2023.
Kinerja operasional bus Transjakarta milik Perseroan selama tahun 2023 meningkat dibandingkan tahun 2022. Total kilometer tempuh pada tahun 2023 mencapai 9.551.951 km, meningkat dari 9.420.897 km pada tahun 2022. Peningkatan ini berdampak positif pada pendapatan Perseroan, yang mencapai Rp 242 miliar pada tahun 2023.
Perseroan selalu berusaha memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Indikator SPM ini meliputi keamanan, keselamatan, kenyamanan, keteraturan, dan kesetaraan.
Perseroan terus tunduk pada ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 13 Tahun 2019. Perseroan juga menjaga jangkauan wilayah pemasaran produk layanan jasa transportasi dengan mengikuti aturan clustering yang ditetapkan oleh PT Transportasi Jakarta.
Proyeksi laba rugi untuk periode tahun 2024 menunjukkan bahwa Perseroan optimis mencapai pendapatan bersih sebesar Rp 231,87 miliar, dengan jumlah beban langsung sebesar Rp 160,65 miliar.
Jakarta tetap berperan penting sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi Indonesia meskipun tidak lagi berstatus sebagai Ibukota Negara. Kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang menata transportasi umum secara berkesinambungan membuka peluang usaha yang menjanjikan bagi Perseroan.
Perseroan berupaya meningkatkan kemampuan dan kesiapan untuk berpartisipasi dalam pengadaan bus listrik, dengan target pengadaan 200 unit bus listrik pada tahun 2024. Perseroan optimis dapat terus maju dan berkembang dalam memberikan layanan jasa transportasi yang aman, dan nyaman. (SS)