July 4, 2024

Bogor, JNcom – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bekerja sama dengan USAID KUAT menyelenggarakan lokakarya bertajuk “Peningkatan Peran Perempuan dalam Pengurangan Risiko Bencana” di Neo+Hotel, Sentul, Bogor. Lokakarya ini berlangsung selama dua hari, dengan tujuan meningkatkan kewaspadaan bencana bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta memperkuat peran perempuan dalam menghadapi bencana.

Acara ini menyoroti pentingnya menjaga keberlanjutan usaha para pelaku UMKM perempuan di daerah rawan bencana. Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN), perempuan dan anak-anak 14 kali lebih rentan saat bencana dibandingkan laki-laki (Peterson, 2007). Kerentanan perempuan pelaku UMKM terhadap bencana dan perubahan iklim memerlukan tindakan dan strategi efektif untuk memastikan keberlangsungan dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Ratna Susianawati dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) menyatakan pentingnya peningkatan kapasitas perempuan dalam kebencanaan. “Keterlibatan perempuan dalam setiap tahap penanggulangan bencana sangat penting, mengingat mereka sering menjadi kelompok yang lebih terdampak dibandingkan laki-laki saat bencana terjadi,” tegas Ratna.

Franta Evaline dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyetujui bahwa perempuan harus berperan sebagai agen mitigasi dan kesiapsiagaan, serta berkontribusi dalam respons darurat dan pemulihan pascabencana. BNPB mendukung peran ini melalui Program Desa Tangguh Bencana, Srikandi Siaga Bencana, dan Model Bisnis UMKM Tangguh Bencana.

Selanjutnya, BNPB memperkenalkan aplikasi InaRISK Personal dan portal InaRISK yang menyediakan hasil kajian risiko serta cakupan wilayah ancaman bencana, penting untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat.

Wakil Ketua Umum Bidang Sosial dan Penanggulangan Bencana Kadin Indonesia, Yani Motik, menekankan pentingnya keterlibatan perempuan dalam kesiapsiagaan bencana mengingat kondisi geografis Indonesia yang berada di ring of fire. Disrupsi bencana alam yang mengganggu siklus bisnis pelaku usaha menjadi perhatian utama. Melalui acara ini, Yani berharap dapat terjalin hubungan dengan banyak mitra strategis untuk membantu pemulihan pelaku usaha yang terdampak bencana.

Sa’diyah dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menambahkan bahwa BPBD terus berupaya meningkatkan kapasitas perempuan dalam merespons dan menanggulangi bencana melalui program Pendampingan Ekonomi UMKM, pelatihan Business Continuity Plan (BCP), dan peningkatan kapasitas kewirausahaan.

Hari pertama lokakarya diakhiri dengan pembentukan kelompok diskusi kecil yang membahas studi kasus kebencanaan dan cara penanggulangannya. Diskusi ini diharapkan memberikan pemahaman lebih mendalam dan solusi praktis bagi peserta dalam mengelola risiko bencana di lingkungan masing-masing. Lokakarya ini diharapkan dapat meningkatkan peran perempuan dalam pengurangan risiko bencana serta memperkuat kewaspadaan dan kesiapsiagaan UMKM di Indonesia.

Pada hari kedua, lokakarya dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Sekretariat Kadin Indonesia, Kadin Kabupaten Bogor, HIPPI DKI, UMKM Cililitan, UMKM IWAPI, Miyamoto Internasional, BPBD, BNPB, CRS, FPRB, PMI, Wahana Visi, CRS, HIPMIKINDO, yang mendukung peran perempuan dalam penanganan bencana dan rencana aksi yang menguatkan perempuan dalam menghadapi bencana.

Melalui kolaborasi ini, Kadin Indonesia dan USAID KUAT berharap dapat meningkatkan ketahanan dan kemampuan adaptasi perempuan pelaku UMKM dalam menghadapi bencana dan perubahan iklim, serta menginspirasi masyarakat untuk mendukung gerakan membangun komunitas yang lebih tangguh dan inklusif. Dengan perempuan di garis depan sebagai agen perubahan, kita dapat mewujudkan masa depan yang lebih cerah dan aman bagi semua. (Red)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *