Bogor, JNcom – Mahasiswa Institut Komunikasi dan Bisnis London School of Public Relations (LSPR) memperkenalkan keberagaman budaya di Kampung Seni Edas, Bogor melalui acara “Pesta Edas” yang bertujuan mempromosikan kekayaan seni dan budaya lokal serta mengajak masyarakat untuk melestarikan warisan budaya daerah tersebut.
“Pesta Edas” menampilkan berbagai bentuk seni seperti tarian tradisional, musik, pameran seni rupa, dan kerajinan tangan khas Bogor, serta lokakarya dan diskusi tentang pelestarian budaya, dengan mahasiswa sebagai penggerak utama yang mengaplikasikan ilmu komunikasi dan bisnis mereka dan berkesempatan untuk mengaplikasikan ilmu komunikasi dan bisnis yang mereka pelajari di kampus dalam konteks nyata.
Mereka berperan dalam perencanaan, promosi, dan pelaksanaan acara, sehingga mampu mengembangkan keterampilan praktis dan soft skills seperti kerjasama tim, manajemen proyek, dan komunikasi publik.
Ade Suarsa, S.Sn, Ketua Kampung Seni Edas, mengatakan bahwa Kampung Seni Edas, kampung seni pertama di Bogor yang diresmikan sebagai destinasi wisata pada tahun 2021, menawarkan berbagai aktivitas seni dan budaya seperti tarian tradisional, musik, pameran seni rupa, dan kerajinan tangan khas Bogor, menjadikannya tujuan sempurna bagi wisatawan yang ingin mengeksplorasi kekayaan budaya lokal.
Pengunjung dapat menikmati beragam pertunjukan seni, termasuk tarian tradisional, musik, pameran seni rupa, dan kerajinan tangan khas Bogor,” ucap Ade Suarsa.
Acara “Pesta Edas,” yang dilaksanakan pada Minggu, 9 Juni 2024, di Sanggar Tari Edas, Kampung Seni Edas, Kelurahan Sindangsari, Kecamatan Bogor Timur, dimeriahkan dengan Showcase kesenian khas Kampung Seni Edas serta Mini Exhibition yang menampilkan karya seni dan kerajinan tangan seniman lokal, memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk menikmati dan mengapresiasi kreativitas komunitas seni setempat.
Program “Pesta Edas” ini merupakan bentuk partisipasi mahasiswa Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR dalam mendukung program pemerintah, khususnya di bidang pendidikan melalui inisiatif Kampus Merdeka Desa Keberlanjutan, yang bertujuan mengintegrasikan pembelajaran akademis dengan pengabdian kepada masyarakat dan memperkuat kolaborasi antara institusi pendidikan dan komunitas lokal.
Dalam “Pesta Edas,” mahasiswa LSPR berperan aktif dalam perencanaan, promosi, dan pelaksanaan acara, sehingga program ini menjadi ajang untuk memperkenalkan keberagaman budaya Kampung Seni Edas sekaligus platform pembelajaran nyata yang memberikan pengalaman praktis dalam manajemen acara, komunikasi, dan kerjasama tim, sesuai dengan prinsip Kampus Merdeka yang mendukung kebebasan belajar di luar kelas dan keterlibatan dalam proyek komunitas.
LSPR menunjukkan komitmennya dalam mempersiapkan mahasiswa yang tidak hanya unggul secara akademis tetapi juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi dan kemampuan untuk berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan di desa-desa Indonesia.
Hal ini sejalan dengan tujuan Community Development, yaitu memberdayakan masyarakat agar lebih mandiri dan mampu mengelola potensi lokal mereka secara optimal.
Mahasiswa LSPR, melalui kegiatan ini, menerapkan ilmu dan keterampilan yang mereka pelajari di bangku kuliah untuk memberikan dampak positif bagi komunitas setempat.
Dengan aktif berpartisipasi dalam kegiatan ini, mahasiswa menunjukkan kepedulian dan komitmen mereka terhadap pembangunan komunitas yang berkelanjutan. Membantu menciptakan peluang ekonomi dan sosial bagi penduduk lokal, sekaligus mempromosikan nilai-nilai keberagaman dan inklusivitas.
Ade Suarsa, Pimpinan Kampung Seni Edas mengatakan, Kampung Seni Edas dibuat sebagai tempat wisata kesenian pertama di Bogor dengan kesenian yang diciptakan sendiri seperti Langir Badong, Wayang Kaleng, Boboko Ngentep, dan sebagainya. Sehingga kesenian ini tidak ada di tempat lain.
Lanjutnya, dengan keunikan kesenian yang hanya bisa ditemukan di Kampung Seni Edas, tempat ini menjadi destinasi wisata yang istimewa dan eksklusif. Kesenian seperti Langir Badong, Wayang Kaleng, dan Boboko Ngentep merupakan hasil kreativitas dan inovasi dari seniman lokal, memberikan warna khas pada identitas budaya Kampung Seni Edas.
“Melalui acara seperti “Pesta Edas,” masyarakat dan wisatawan dapat menikmati dan menghargai kekayaan seni yang autentik dan unik ini. Hal ini memperkuat peran Kampung Seni Edas sebagai pusat seni dan budaya, yang tidak hanya menawarkan hiburan tetapi juga edukasi dan pelestarian budaya tradisional,” ucap Ade Suarsa.
“Namun disayangkan kurangnya publikasi ya, jadi memang keberadaan Kampung Seni Edas kurang dikenal. Tetapi saya juga mau berterima kasih dengan anak-anak muda yang sampai sekarang masih mau peduli dengan kesenian tradisional mengingat kesenian tradisional saat ini kan sudah mulai banyak dilupakannya ya,” tambah Ade.
“Namun, ia tetap bersyukur dan mengapresiasi kepedulian generasi muda yang terus mendukung dan melestarikan kesenian tradisional,’ ungkapnya.
Lebih lanjut Ade Suarsa mengungkapkan, Partisipasi aktif dari anak-anak muda dalam acara seperti “Pesta Edas” menjadi bukti bahwa kesenian tradisional masih memiliki tempat dan penggemar yang setia, meskipun di tengah arus modernisasi yang kuat.
Dengan kehadiran media, kegiatan Acara “Pesta Edas” ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mempublikasikan keberadaan serta aktivitas Kampung Seni Edas kepada khalayak luas melalui berbagai saluran media.
Acara dilanjutkan dengan showcase kesenian yang menampilkan berbagai penampilan khas Kampung Seni Edas. Showcase ini mencakup Penampilan Wayang Kaleng, Tari Tunggal Kawung, Musik Kaulinan Barudak.
Rangkaian kegiatan ini, “Pesta Edas” tidak hanya menjadi ajang hiburan tetapi juga sarana edukasi budaya bagi pengunjung, memperkuat apresiasi terhadap warisan seni lokal.
Para pengunjung acara “Pesta Edas” berkesempatan untuk mencoba alat musik khas Edas yaitu PewPew dan ikut menari bersama di akhir acara.
Dengan menyediakan pengalaman interaktif seperti ini, “Pesta Edas” memungkinkan pengunjung untuk tidak hanya menjadi penonton tetapi juga berpartisipasi aktif dalam kegiatan budaya.
Mereka dapat merasakan langsung bagaimana memainkan PewPew, sebuah alat musik tradisional yang unik dari Kampung Seni Edas, serta merasakan kegembiraan dan kebersamaan melalui tarian bersama.
Aktivitas ini tidak hanya menambah keseruan acara tetapi juga membantu memperdalam pemahaman dan apresiasi pengunjung terhadap kesenian tradisional Kampung Seni Edas.
Melalui partisipasi langsung, diharapkan semakin banyak orang yang terinspirasi untuk melestarikan dan menghargai warisan budaya lokal.
Selama acara Pesta Edas berlangsung, para pengunjung dapat melihat dan menikmati Mini Exhibition yang menampilkan kerajinan-kerajinan tangan yang dibuat sendiri oleh warga Kampung Seni Edas.
Mini Exhibition ini berada di sepanjang jalan menuju Sanggar Tari Edas, tempat showcase diadakan. Berbagai Alat musik bambu khas Kampung Seni Edas turut d pajang dalam Mini Exhibition.
Para pengunjung dapat melihat kegiatan-kegiatan yang d akukan warga Kampung Seni Edas melalui foto-foto yang ditampilkan dan dipajang.
Acara ini tidak hanya menjadi sebuah perayaan kesenian, tetapi juga menjadi momentum untuk menginspirasi generasi muda lainnya untuk memahami dan melestarikan warisan budaya yang berharga.
Melalui “Pesta Edas,” diharapkan para pengunjung, terutama generasi muda, dapat melihat pentingnya menjaga dan menghidupkan kembali tradisi-tradisi lokal.
Dengan terlibat langsung dalam kegiatan seperti memainkan alat musik PewPew dan menari bersama, mereka diharapkan bisa merasakan kedalaman dan keindahan budaya tradisional yang ada di Kampung Seni Edas.
Acara ini menjadi ajang edukasi dan inspirasi, menekankan bahwa pelestarian budaya bukan hanya tugas generasi sebelumnya tetapi juga tanggung jawab dan kebanggaan generasi muda.
Semangat ini diharapkan dapat memotivasi lebih banyak anak muda untuk terlibat dalam upaya melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya Indonesia. ***(Guffe)