Jakarta, JNcom – PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk (CAKK) telah menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk tahun buku 2023 di Jakarta yang dipimpin oleh Bapak Mohammad Raylan selaku Komisaris Independen.
Pada tahun 2023, Perseroan membukukan kerugian terbesar setelah berkiprah selama 28 tahun dalam industri Keramik di Indonesia. Berdasarkan laporan keuangan tahunan yang telah dipublikasikan pada tanggal 27 Maret 2024, Perseroan membukukan kerugian bersih sebesar Rp34,09 miliar.
“Perseroan hanya mampu membukukan penjualan sebesar Rp208 miliar yang turun sebesar 17% jika dibandingkan dengan tahun 2022. Dari sisi bottom line, Perseroan membukukan kerugian bersih sebesar Rp34,09 miliar. Perseroan hanya dapat merealisasikan produksi sebesar 5,45 juta meter persegi selama tahun 2023 dengan Tingkat Penggunaan Kapasitas Terpasang sebesar 45,44%” ucap Direktur Perseroan, Budi Agusti. Tetapi, ditengah kondisi yang kurang baik ini, Aset Perseroan masih dapat tumbuh sebesar 4,04% jika dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp466 miliar,” tambah Budi.
Peningkatan beban pokok penjualan yang diakibatkan kenaikan biaya Transportasi / Ongkos Angkut Keramik sebesar 2% 3% dari harga jual keramik, konsolidasi Laporan Keuangan antara Perseroan dengan anak usaha serta peningkatan beban umum administrasi semakin memperburuk kondisi keuangan Perseroan pada tahun ini. Disamping itu, volume penjualan Perseroan pada tahun 2023 sangat tertekan karena besarnya gempuran produk granit murah yang di import dari Tiongkok dan India.
Direktur Utama Perseroan, Johan Silitonga menuturkan, import keramik yang berasal dari Tiongkok dan India naik signifikan dari 70,2 juta meter persegi di tahun 2022 menjadi 93,4 juta meter persegi di tahun 2023. Hal ini ditengarai karena adanya penurunan safeguard yang dilakukan oleh Pemerintah menjadi sebesar 13% sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 156/PMK.010/2021. Selanjutnya, adanya penurunan harga harga jual produk import Ex-Tiongkok di pasar Domestik sebesar 29,5% membuat para pelaku industri Keramik Lokal terpaksa menurunkan harga jual dan tidak dapat mengoptimalkan pendapatan.
Selanjutnya, kenaikan harga Gas dari $6/MMBtu menjadi $6,5/MMBtu serta pelemahan daya beli domestik dan penurunan angka export pengaruh krisis global menjadi tambahan katalis negatif pertumbuhan Perseroan di tahun 2023.
Dengan keadaan tersebut, Perseroan Kembali mengkaji beberapa strategi untuk terus melakukan pertumbuhan berkelanjutan, di sisi pemasaran, Perseroan melakukan Strategic Alignment dengan anak usaha yang bertindak sebagai Distributor Perseroan dengan merumuskan dan menerapkan strategi-strategi pemasaran yang berorientasi pada kebutuhan konsumen.
Untuk Strategi operasional, Perseroan akan menambah kapasitas produksi yang bertujuan untuk menurunkan Harga Pokok Produksi. Perseroan juga terus melakukan inovasi dalam menghadirkan produk-produk baru yang dibutuhkan oleh pasar domestik, salah satunya dengan mengeluarkan ukuran keramik 60 X 60 dan 30 X 60 Cutting.(Salamah,S.E.)