Jakarta, JNcom – Kehadiran swasta yang berperan aktif dalam industri pertahanan Indonesia mendapat apresiasi Pemerintah. Apresiasi tersebut juga dirasakan oleh Norman Joesoef, Founder Republikorp Indonesia, yaitu sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri pertahanan. Didirikan pada tahun 2013, awalnya fokus bisnis Republikorp Indonesia adalah perdagangan dan peningkatan di bidang teknologi dan sumber daya manusia di industri pertahanan Indonesia.
Kepada wartawan, Norman mengatakan bahwa keputusannya untuk terjun di industri pertahanan berawal dari pemikiran bahwa untuk menjadi negara yang disegani di kawasan, negara yang berdikari, dihormati dan disayangi oleh negara tetangga. Oleh karena itu kita wajib memiliki postur pertahanan yang kuat. Dari pemikiran tersebut, Norman kemudian beralih dari awalnya sebagai reseller Alutsista, secara perlahan-lahan membangun industri pertahanan.
“Tujuan kami membangkitkan industri pertahanan ini seiring dengan meningkatnya komitmen pemerintah Indonesia terhadap industri pertahanan dan kekuatan utama Alutsista,” ujar Normal, dalam acara media gathering, Senin (20/5/2024) di kawasan Menteng Jakarta Pusat.
Fokus awal kami dalam membangun industri ini, kata Norman, adalah mengumpulkan sumberdaya manusia yang kompeten di bidangnya seiring waktu berjalan juga membangun kepercayaan. “Kami berkomitmen untuk menjadi industri pertahanan yang menyediakan sistem militer canggih dan full under lisensi diproduksi di lokal. Semua ini karena keyakinan kami bahwa tidak ada ekonomi yang kuat ketahanan yang kuat, dan tidak ada negara yang kuat tanpa militer yang kuat,” imbuhnya.
Untuk mengatasi keterbatasan pertahanan domestik, Republikorp Indonesia juga perlu banyak melakukan pelatihan-pelatihan kepada fresh graduate. Hal ini sejalan dengan misi perusahaan yaitu mengembangkan Teknologi dan inovasi, riset & development yang sustainable dan berkesinambungan agar menjadi industri pertahanan yang semakin baik secara nasional maupun regional.
“Dari segi riset & development dan inovasi dalam 5 tahun terakhir ini, kami melihat pemerintah sangat mengapresiasi peran swasta dalam industri pertahanan. Sebagai pelaku industri pertahanan, tentunya kami berpegang teguh untuk melayani dan melindungi kedaulatan Republik Indonesia serta terus meningkatkan teknologi dan kemampuan. Salah satu tujuan kami saat ini adalah terus menyerap teknologi pertahanan strategis dari rantai pasok global, mengubah dan menyesuaikan produksi lokal dengan lisensi. Tiru, amati dan perbaiki itulah yang menjadi core kita,” jelasnya.
Ke depan, tambah Norman, Republikorp Indonesia akan fokus mengembangkan Artificial Intelegent (AI) yang sangat penting dikembangkan dibidang militer. Kedua, Space Inteligent untuk mendukung operasi militer agar bisa bermanuver dengan baik. Ketiga yaitu peluru, dengan tujuan untuk mempertahankan bukan untuk agresi.
“Kami ingin menjadi perusahaan terdepan di industri pertahanan dan memberikan solusi terlengkap serta mampu mewujudkan akuntabilitas yang baik dibawah pengawasan Kementerian Pertahanan Indonesia. Soal pertahanan saat ini bukan lagi seberapa besar anggaran yang dikeluarkan, tetapi seberapa besar inovasi yang bisa dilakukan,” pungkasnya. (red/my)