May 19, 2024

Perum Bulog menyerap gabah petani di sejumlah daerah. Foto: Dok. Humas Perum Bulog.

Jakarta, JNcom – Langkah Bulog untuk terus melakukan pengadaan dalam negeri selama masa liburan Lebaran merupakan upaya penting untuk menjaga stabilitas pasokan pangan di dalam negeri.

Dengan menyerap jumlah yang signifikan, diharapkan Bulog dapat membantu mengurangi potensi kenaikan harga dan menjaga ketersediaan bahan pangan yang mencukupi bagi masyarakat.

Hingga dengan 14 April 2024 Bulog telah menyerap sekitar 120 ribu ton setara GKP atau sekitar 64 ribu ton setara beras.

Dalam keterangan tertulis Humas Bulog yang diterima media hari Rabu (17/4/2024) menyatakan bahwa dari jumlah tersebut sekitar 46% diserap selama bulan April termasuk pada hari hari libur Lebaran.

Lanjutnya, daerah-daerah  dimana Pengadaan Dalam Negeri (DN) dilakukan dalam jumlah cukup besar adalah Wilayah Kerja Bulog Jatim, Jateng, Jabar, NTB, Sumsel dan Jogja.

Jumlah 64 ribu ton setara beras yang berhasil diserap Bulog tahun ini masih lebih kecil dibandingkan rata rata pengadaan DN Bulog Jan-Apr 2021-2023 yang mencapai sekitar 375 ribu ton.

Keterlambatan tanam dan panen serta masalah produksi lainnya dapat menjadi penyebab utama penurunan jumlah pengadaan beras oleh Bulog tahun ini.

Penurunan produksi pertanian sebesar 17% yang dicatat oleh BPS untuk Kuartal Pertama 2024 juga menunjukkan dampak yang signifikan terhadap pasokan pangan secara keseluruhan.

Hal ini menegaskan pentingnya koordinasi antara pemerintah, petani, dan lembaga terkait untuk mengatasi tantangan dalam produksi pertanian dan memastikan ketersediaan pangan yang memadai bagi masyarakat.

Kegiatan pengadaan yang terus dilakukan oleh Bulog selama musim panen bulan April dan diperkirakan berlanjut hingga bulan Mei adalah langkah yang sangat penting untuk menjaga stabilitas pasokan pangan.

Dengan tetap aktif dalam pengadaan, Bulog dapat membantu menyeimbangkan pasokan dan permintaan serta mengurangi potensi kenaikan harga bahan pangan di pasar.

“Penurunan produksi beras merupakan konsekuensi dari penurunan luas panen padi dan produksi padi yang terdampak El Nino,” ujar Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah dalam pemaparan Berita Resmi Statistik di Jakarta. ***(Guffe)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *