Malang, JNcom – Langkah Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) dalam mengembangkan Kawasan Terpadu Nusantara (KTN) mendapat apresiasi dari eks narapidana terorisme (napiter) yang kini telah menjadi Mitra Deradikalisasi.
Salah satu Mitra Deradikalisasi, Pujianto, menyampaikan rasa terima kasih terhadap program deradikalisasi dengan pendekatan kesejahteraan ekonomi yang digagas oleh BNPT.
“Kami berterima kasih kepada BNPT dan pihak-pihak yang mengembangkan KTN ini,” ujar Pujianto saat groundbreaking sistem pertanian pintar atau smart farming KTN Turen, Kabupaten Malang, Sabtu (27/1/2024).
Kesejahteraan ekonomi menjadi isu utama yang selalu menghinggapi para alumni Lembaga Pemasyarakatan, terutama eks napiter. Program KTN yang dicanangkan oleh BNPT berupaya menjadi solusi atas masalah ini, agar mereka dapat dengan cepat beradaptasi dengan masyarakat dan tidak terjerat kembali oleh kelompok radikal akibat minimnya perhatian dari negara.
Program KTN memberikan peluang bagi mitra deradikalisasi dan masyarakat untuk terlibat dalam pengembangan KTN.
“Dengan inovasi ini, kami dapat memperoleh penghasilan yang dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Kami juga membuka kesempatan sebesar-besarnya bagi teman-teman mitra (deradikalisasi) dan masyarakat yang ingin berusaha di sini,” tambah Pujianto.
Dalam pandangan mereka, langkah-langkah ini tidak hanya membuka peluang ekonomi baru, tetapi juga memberikan kontribusi pada proses deradikalisasi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kepala BNPT, Komjen Pol. Prof. Dr. H. Mohammed Rycko Amelza Dahniel, M.Si., menyatakan bahwa implementasi smart farming mencerminkan tanggung jawab pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan mitra deradikalisasi dan masyarakat.
“Ini merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah kepada saudara-saudara kita dalam rangka menyediakan lapangan pekerjaan untuk meningkatkan kesejahteraan,” ungkap Kepala BNPT.
Pada tahun 2021, terdapat 15 hektar lahan KTN yang dikelola secara konvensional oleh mitra deradikalisasi. Groundbreaking smart farming menandai transformasi 7.564 meter lahan menjadi kebun pembenihan vanili dengan sistem smart farming. Untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan lahan tersebut, para pengelola KTN akan menjalani pelatihan dan mendapatkan bimbingan.
Rycko memberikan pesan agar KTN Turen tidak hanya dikelola oleh mitra deradikalisasi tetapi juga melibatkan partisipasi masyarakat sekitar.
“Selain mitra deradikalisasi, masyarakat di sini juga harus dilibatkan agar mendapatkan manfaat,” katanya.
Program yang diterapkan sejak tahun 2022 ini kini sudah hadir di lima lokasi, antara lain di Garut (Jawa Barat), Malang (Jawa Timur), Temanggung (Jawa Tengah), Sumba (Nusa Tenggara Barat), dan Morowali (Sulawesi Tengah). Hingga saat ini, sekitar 60 eks napiter telah diberdayakan melalui program KTN.
KTN Turen Malang menjadi proyek pilot dari program ini. Groundbreaking smart farming di Turen adalah hasil kolaborasi dengan PT Maharani Saraswati Indonesia (PT MSI) yang turut berperan dalam meningkatkan produktivitas lahan. (Red)