November 28, 2024

Jakarta, JNcom – MSD Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) mengadakan workshop dengan mengangkat tema “Setiap Detik, Setiap Jam, Setiap Hari, Setiap Tambahan Hari Esok Akan Sangat Berarti Untuk Pasien Kanker Paru dan Keluarganya” di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Jum’at (24/11/2023)

Edukasi ini sangat penting bagi masyarakat luas menimbang kanker paru adalah penyakit kanker dengan angka kasus ketiga terbanyak di Indonesia.

Berdasarkan data kebanyakan penderitanya adalah para pria. Menurut data dari Global Burden of Cancer Study (Globocan) tahun 2020, terdapat 34,783 kasus baru kanker paru di Indonesia dan 30,843 penderita meninggal dunia, sehingga menjadikan penyakit ini memiliki angka penyebab kematian akibat kanker paling tinggi dibandingkan dengan jenis kanker lainnya.

Lebih lanjut, diketahui pula bahwa lebih dari 70 persen pasien kanker paru di Indonesia merupakan usia produktif, yakni 59 tahun atau bahkan lebih muda.

Managing Director MSD Indonesia George Stylianou, mengatakan, jika seseorang terdiagnosis kanker paru, hal ini tidak hanya berdampak pada kehidupan pasien itu sendiri, tetapi juga keluarga, teman, dan komunitasnya.

“Oleh karena itu, MSD Indonesia melalui kesempatan ini melakukan edukasi untuk publik terutama orang-orang yang mengenal seseorang yang mengidap kanker paru untuk memiliki pemahaman yang lebih baik tentang penyakit ini agar teredukasi dengan informasi yang lebih baik sehingga dapat meminimalkan risikonya dan juga mengetahui bagaimana menjadi lebih suportif terhadap pasien,” katanya lewat keterangan tertulis, Jumat (24/11).

Sementara itu, Ketua Umum YKI dr. Aru Wicaksono Sudoyo menjelaskan bahwa, Indonesia termasuk negara pengguna tembakau tertinggi di dunia. Salah satu penyebab kanker paru- paru yaitu asap rokok.

Bahaya asap rokok bagi perokok dan orang disekitarnya yang turut menghirup asap rokok. Asap rokok mengandung 40 jenis karsinogen, zat berbahaya bagi tubuh.

“Pasien kanker paru-paru tidak bisa survive tanpa dukungan keluarga. Kanker paru-paru sebenarnya dapat disembuhkan jika masih dalam stadium dini stadium 1. Semakin cepat terdeteksi semakin cepat juga dapat disembuhkan, semua ini bisa dilakukan atas dukungan keluarga pasien,” ujar dr. Aru Wicaksono Sudoyo.

Lebih lanjut ia memaparkan bahwa dokter tidak bisa sendiri menyembuhkan penyakit kanker paru-paru. Dibutuhkan adanya kolaborasi dengan stakeholder, dokter, keluarga pasien dan farmasi yang menyediakan obat- obatan. Walaupun saat ini belum tersedia vaksin untuk penderita kanker paru-paru. Pengobatan lebih maksimal jika diagnosis cepat.

Selain itu, Guru Besar Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi UI dr. Elisna Syahrudin berkata gejala kanker paru mirip dengan penyakit gangguan pernapasan pada umumnya, seperti batuk dengan/tanpa dahak, batuk darah, sesak napas, suara serak, sakit dada, sulit/sakit menelan, terdapat benjolan pada pangkal leher, dan sembab di muka serta leher menjadi gejala awal kanker paru.

“Maka dari itu, jika mengalami gejala-gejala tersebut, wajib untuk langsung melakukan pemeriksaan mendalam dan segera ke dokter atau rumah sakit terdekat. Hindari diagnosis sendiri, dengan mengacu pada informasi yang tersebar di internet,” jelasnya.

Ia juga menjelaskan bahwa, prognosis penyakit paru sangat tergantung pada stadium penyakit pada saat ditemukan. Sehingga pengenalan terhadap risiko pada program skrining dan deteksi dini perlu dilakukan pada kelompok beresiko.

Penemuan penyakit pada stadium awal memungkinkan pasien dapat menjalani pembedahan.

“Kabar baik lainnya adalah semakin lengkapnya modalitas terapi kanker paru dan terbukanya akses, maka pilihan terapi yang tepat untuk kasus dengan stadium lanjut menunjukan peningkatan umur harapan hidup dan kualitas hidup yang lebih baik,” pungkasnya. (Salamah,S.E.)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *