Salatiga, JNcom – Meski belum ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) namun bukan rahasia umum lagi telah muncul tiga pasang bakal calon Presiden pada Pemilu 2024 mendatang.
Sementara satu dari tiga pasang Calon Presiden menurut pengamatan Indri Sugiantono SPd, MPd adalah “Prabowo Subianto”. Menurutnya Prabowo telah memenuhi kriteria yaitu dirinya telah mengenyam Pendidikan Tradisional, dalam perjalanannya mengalami jatuh bangun namun tetap tangguh
Prabowo juga mantan seorang militer yang tentunya memiliki pribadi disiplin, tangguh, tegas dan bijaksana dalam pengambil keputusan. Belum lagi Prabowo telah sukses membentuk Partai. sehingga ketika dia duduk sebagai Presiden akan menjadikan diri sendiri tidak ada ketergantungan atau menjadi petugas Partai.
“Pak Prabowo memiliki beberapa point dibanding kandindat lan. Selain Capres yang memiliki Partai sendiri, Prabowo juga sosok yang cerdas serta disiplin, ini sikap saya pribadi sebagai warga negara,” ujar Indri.
Hal itu disampaikan Indri didepan Team Aksi Politik Salatiga, Brigjend Purn Untung Waluyo dikediamannya di bilangan Tegalrejo Salatiga dalam rangka temu kangen.
Sementara itu Indri, pria kelahiran Salatiga 63 tahun yanglalu itu, selain sebagai tokoh masyarakat , juga kiprahnya cukup dikenal di dunia Pendidikan. Banyak buah pemikiranya terkadang mengundang kontro versi terkait kebijakan “Siswa titipan”
Dalam statmen nya disebuah media, dalam proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dilaksanakan secara online demi menjamin transparasi dan akuntabilitas publik namun pada kenyataannya masih saja diwarnai Fenomena “siswa titipan’ yang diterima oleh sekolah penyelenggara PPDB diluar jalur PPDB online.
Atas sorotannya, “siswa titipan” kemudian munculah Perpu nomor 17/tahun 2017 tentang Zonasi. Perpu tersebut Berdampak pada terhapusnya siswa titipan dan dampaknya masyarakat sekitar bisa menyekolahkan anaknya.
Bukan itu saja, Indri juga menentang kebijakan sekolah tentang Siswa dilarang menggunakan Handphone (HP) ketika pada jam pembelajaran. Menurutnya HP itu sarana media yang penting di era digital dewasa ini.
“Pasca saya menentang kebijakan Sekolah tentang penggunaan HP di sekollah padahal Gadged merupakan sumber segala ilmu ternyata di tahun 2019 pembelajaran dari tingkat TK sampai PT siswa di wajibkan menggunakan Gadget,” tandas.
Indri kakek dua cucu itu, dalam perjalanan karirnya mengajar di Sekolah Mrnengah Pertama (SMP 6) Salatiga hingga memasuki masa pensiun. (NANO)