Salatiga, JNcom – Dalam rangka mendongkrak pemenangan Capres Prabowo di Salatiga Team Aksi Politik (TAP) telah melakukan berbagai sosialisasi ditengah padatnya penduduk warga kota Salatiga baik dalam kegiatan ivent tertentu juga dilalukan antar komunitas.
TAP Salatiga Jawa tengah yang di nahkodai Brigjend Purn Untung Waluyo dalam aksinya tak segan segan menyambangi berbagai komunitas serta aktifis dari lokasi satu pindah ke lokasi yang lain meski harus melewati lorong jalan sempit dibawah panasnya terik matahari.
Kegiatan itu dilakukan Untung menyambangi kolega sebagai kawan lama ketika dirinya menjabat Komandan Kodim 0714 Salatiga dua dasa warsa yang lalu.
Indri Sugiyanto adalah agenda awal yang dikunjungi. Indri adalah tokoh masyarakat Tegalrejo Salatiga. Dalam Silahturahmi Untung di kediaman Indri lebih diwarnai keakraban. Nuansa politis pun nyaris tidak terucap. namun ketika menyinggung calon Presiden, nampak raut wajah Indri langsung terucap
“Untuk Calon presiden kedepan masyarakat dituntut untuk berfikir cerdas karna cerdas tidak perlu pandai. Maka rakyat yang cerdas pilih capres Probowo,” ungkap Indri yang memiliki latar belakang Edukasi.
Ditengah sengatan matahari, Untung yang mengendarai roda dua kemudian melaju ke rumah pelukis (Didik) dimata Didik sosok Untung bukan wajah baru. Pasalnya ketika menjabat komandan Kodim Untung tergolong dekat dengan para pelaku Seni di Salatiga.
Dalam pertemuan di rumah Didik ada juga sang maestro pencipta lagu “Madu dan Racun” yang sempat populer di bawakan vocalis asal Salatiga Ari Wibowo.
Jonathan Purba (71) bukan hanya pencipta lagu Madu dan Racun tapi banyak karya seninya hingga dirinya malang melintang di berbagai daerah. Dalam kunjungan itu lebih membahas perjalanan Jonathan sebagai pelaku senibudaya. Namun Ketika Untung menyinggung soal Capres 2024, Jonathan Pria kelahiran Purworejo itu dengan semangat terucap untuk Capres mendatang hanya Prabowo yang unggul dari Capres lainnya.
“Andai Prabowo tidak jadi pemimpin tidak apa apa, tapi kalau Prabowo tidak jadi tentu ada apa apanya,” ujarnya.
Jonathan menambahkan, Pacasila sebagai Landasan, modalnya adalah Toleransi. Dengan tolerasi ini sebagai benteng Kedaulatan karna peran asing punya kepentingan dengan Indonesia akan hasil bumi termasuk Nekel, tambang dan lain lain. Sementara bangsa indonesia butuh pekerjaan dan perlu hidup. Maka untuk calon pemimpin kedepan harus sosok yang tidak ada ketergantungan dengan pihak asing.
Ditempat terpisah, Untung menemui aktifis Geni Salatiga Emy serta Santoso. Dua mantan aktifis alumni Satyawacana ini, selain Nostalgia juga mendiskusikan calon peminpin bangsa kedepan. Banyak materi yang di suguhkan tentang kondisi negara dan bangsa. Dalam pertemuan itu Untung lebih melempar nama Capres Prabowo. Pasalnya banyak nilai nilai poit tentang sosok Prabowo.
Menurut Santoso, sosok Prabowo sudah jatahnya untuk memimpin. Pasalnya Prabowo untuk saat ini mimiliki elektabilitas yang cukup tinggi. Lebih bagus jika Prabowo menggandeng pasangan yang memiliki elektabilitas standar atau lebih dari Prabowo.
“Presiden dan wakil Presiden tidak cukup mengurus negerinya sendiri, tapi juga membangun hubungan ditingkat internasional terlebih saat ini tentang konflik Palestin dan Israel yang belum terjalin kata Damai,” ujarnya.
Prabowo adalah sosok orang cerdas dan menguasai berbagai bahasa sehingga ketika bicara di forum forum resmi tingkat internasional, Prabowo tidak perlu penterjemah. (NANO)