Jakarta, JNcom – Posisi Indonesia sebagai negara ketiga terbesar setelah India dan Brazil yang penduduknya berpenyakit kusta menunjukkan bahwa penyakit kusta dan konsekuensinya masih menjadi tantangan bersama dalam mencapai status eliminasi. Penanganan kusta menuntut koordinasi dan kerjasama lintas sektor, karena kusta tidak hanya terkait dengan aspek kesehatan.
Communication Officer NLR Indonesia, Paulan Aji menjelaskan bahwa sebagai yayasan nirlaba yang bekerja untuk menanggulangi kusta dan konsekuensinya, kehadiran NLR memiliki visi Indonesia bebas kusta dan konsekuensinya dengan melakukan pencegahan, deteksi dini, penanganan kusta, memberi dukungan kepada pelayanan kesehatan dan orang yang pernah mengalami kusta agar diterima di masyarakat.
“Yang dilakukan NLR adalah penguatan di tenaga-tenaga kesehatan dan organisasi penyandang disabilitas, serta mengedukasi masyarakat tentang kusta dan konsekuensinya,” ujar Paulan dalam acara media gathering yang digelar oleh NLR dan KBR, Jumat (11/8/2023), di Verse Lux Hotel, Wahid Hasyim, Jakarta.
Untuk mencapai Indonesia bebas kusta, tambah Paulan, NLR Indonesia menggunakan pendekatan tiga zero, yaitu zero transmission (nihil penularan), zero disability (nihil disabilitas) dan zero exclusion (nihil eksklusi) atau penghapusan stigma.
“Salah satu poin untuk menghapus stigma di masyarakat tentang kusta adalah kusta dapat disembuhkan dan ada obatnya. Peran media juga sangat penting untuk menyuarakan, memberikan edukasi kepada masyarakat dalam rangka membantu menghapus stigma tentang kusta, serta mendorong pemerintah dalam kebijakan,” tambahnya.
Hal senada diungkapkan Redaktur Pelaksana detikHealth, Uyung Pramudiarja. Menurutnya, keterlibatan media dinilai efektif dalam melakukan edukasi terkait penyakit kusta di masyarakat. Faktanya, artikel tentang kusta biasanya muncul pada momen-momen tertentu atau hasil rilis yang diterbitkan, padahal yang diharapkan adanya informasi yang variatif sesuai dengan fungsi media untuk menggali dan mempopulerkan isu-isu kesehatan yang memerlukan investigasi.
“Mereka yang setiap hari bertugas untuk membantu menginformasikan berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat, juga harus paham tentang kusta sehingga mampu memberikan informasi yang tepat dalam menangani permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat, khususnya dalam isu kesehatan,” pungkasnya. (Red/my)