Sumenep, JNcom – Ditengah persaingan global yang harus dihadapi dan dipersiapkan oleh generasi muda adalah kemampuan literasi digital. Dirjen APTIKA Kominfo RI, Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc, MM berpendapat bahwa dengan kemampuan literasi digital yang dimiliki, dipastikan generasi muda akan mampu bersaing.
“Dengan kemampuan literasi digital, kita dapat berdaya saing di era revolusi industri 4.0 ataupun revolusi industri tahap selanjutnya,” ujar Semuel saat menjadi keynote spiker dalam acara Bincang Bareng Komunitas di Sekolah bertema “Millenial Cerdas Bermedsos di Tengah Dunia Digital”, Senin (24/7/2023), di MWC NU Pragaan Kabupaten Sumenep.
Pemerintah, kata Semuel, terus berupaya melaksanakan transformasi digital secara merata ke seluruh lapisan masyarakat agar nantinya menjadi warga negara yang cakap digital, untuk Indonesia berkoneksi makin digital makin maju.
“Dengan prinsip transformasi digital ini akan terus dilaksanakan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, tidak boleh ada yang ditinggalkan tanpa terkecuali,” tambahnya.
Ditengah pesatnya perkembangan teknologi yang serba digital, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Sumenep, Ferdiansyah Tetrajaya, SH mengingatkan generasi muda agar cerdas dalam bermedsos karena undang-undang telah memberikan aturannya.
“Digital ini sudah lebih cerdas dari pada manusia. Ayo kita menjadi pengguna media sosial yang baik dan tidak saling menghujat. Apalagi mempublis sesuatu yang tidak pantas. Ingat ada UU informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Tetapi saya yakin 200 orang yang ada di ruangan ini semakin cakap digital,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Praktisi Literasi Digital, Diana mengingatkan juga bahwa hal penting yang perlu diperhatikan sebagai pengguna medsos adalah bagaimana kita memanfaatkannya.
“Siapapun bisa mengakses, siapapun bisa membaca, siapapun bisa menggunakan media sosial. Tapi yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kita sebagai pengguna memanfaatkan media sosial itu, baik ke arah positif maupun negatif,” imbuhnya.
“Ketika kita punya talenta yang lebih misal dalam bidang kepenulisan. Kita katakan pada diri sendiri sudah siapkah untuk dipublis di media sosial. Kita harus tau tujuannya kemana karena semua orang akan mudah mengakses,” tambahnya.
Sementara itu, salah seorang Infleuncer, Akhmad Said Hidayat menilai bahwa kekuatan media sosial jika digerakan pada hal yang positif akan menjadi positif dan sebaliknya. Untuk itu, ia memberikan kita-kiat khusus untuk menjadi seorang influencer yaitu membranding diri kita (intropeksi), menentukan pasar, fokus pada satu platform (untuk pemula), dan membuat SYO (nama brand atau logo).
“Saya selalu menekankan kepada murid-murid untuk menjadi influencer bukan penikmat saja,” pungkasnya. (red/my)