Madura, JNcom – Kepala Dinas Kominfo Sumenep, Ferdiansyah Tetrajaya berharap, para pegiat seni bisa bersikap kritis dengan cara menyaring informasi yang didapat sebelum menyebarluaskan informasi secara luas.
“Pegiat seni harus pandai memilah narasi yang mengandung nilai-nilai negatif. Sehingga, konten negatif tidak mudah tersebar,” terang Ferdiansyah saat menjadi narasumber Talk Show Penguatan Literasi Digital Dalam Melawan Konten Negatif Bersama Komunitas Seni di MWC NU Gapura, Selasa (4/72023).
Menurut Ferdiansyah, kehadiran teknologi informasi saat ini tak bisa ditolak. Karena itu, Ferdiansyah berharap pegiat seni bisa cermat dalam penggunaan teknologi agar tidak terpecah belah dan tidak menimbulkan konflik dan permasalahan baru dalam kehidupan sosial.
Ferdiansyah mengakui, kehadiran sejumlah platform media sosial menjadi ujung tombak dalam penyebaran informasi saat ini. Namun, dampak dari informasi media sosial tak bisa ditelan mentah-mentah karena bercampur informasi positif dan negatif.
Sebagai solusi, Ferdiansyah menyarankan para pengguna harus bijak dalam pemanfaatan sosial media. Memiliki pandangan luas dan dapat membatasi diri agar tidak terkena dampak dari konten negatif yang ada.
“Kita perlu selektif sebelum kita melakukan tindakan seperti like, comment atau bahkan share konten tersebut. Apabila kita semua dapat menanamkan nilai-nilai itu maka kecil kemungkinan akan terperangkap oleh konten negatif yang ada dan makin cakap digital,” kata Ferdiansyah menambahkan.
Acara Talk Show Penguatan Literasi Digital Dalam Melawan Konten Negatif ini digelar KMI (Kaukus Muda Indonesia) kerja bareng Kominfo menghadirkan influencer dan pelaku literasi digital asal Sumenep sebagai narasumber.
Rofiatur Rofiah, salah satu narasumber dalam acara itu menyebut: era digital yang di dalamnya ada internet menjadi satu kesatuan dengan alat teknologi seperti gadget dan smartphone tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Dari dunia digital banyak hal yang ditawarkan dalam sosial media. Termasuk hal hal negatif. Seperti informasi hoax, penipuan online dan lain sebagainya.
“Sebagai netizen/pengguna sosial media/internet harus lah pandai dalam pemanfaatan agar tidak terpeleset dengan konten-konten negatif di sosial media,” harap Rofiatur.
Sedangkan, pelaku literasi digital, Ainor Rofiqi dalam pemaparannya menyebut: pemanfaatan internet di zaman sekarang bagaikan pisau bermata dua. Apabila sebagai pengguna tidak mampu melihat peluang dalam pemanfaatan internet, besar kemungkinan akan terjerumus pada hal negatif seperti pornografi, judi, hoax dan lain-lain.
“Sebagai pemuda dan generasi penerus perlu kita perhatikan setiap langkah yang kita lakukan dalam menggunakan internet, sharing is caring tapi segala hal yang kita sharing haruslah di saring terlebih dahulu agar makin cakap digital,” sebutnya. (Red)