Jakarta, JNcom – Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran yang besar dalam perekonomian Indonesia. Tercatat, kontribusi UMKM terhadap PDB mencapai 61,95, dan terhadap penyerapan tenaga kerja sebesar 97Y6 dari total penyerapan tenaga kerja nasional. Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM), lebih dari 64,2 juta UMKM tersebut didominasi oleh pelaku usaha mikro yang berjumlah 99,6256.
Dalam dinamika lingkungan bisnis saat ini, usaha mikro dengan karakteristiknya masih menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan dalam pengembangan usahanya, seperti kurangnya pemahaman tentang orientasi kewirausahaan dan orientasi pasar, keterbatasan dalam pemahaman dan kepemilikan legalitas usaha, kualitas produk yang dihasilkan relatif rendah atau belum sertifikasi atau standar, minimnya kreativitas-inovasi dan adopsi teknologi (digitalisasi), minimnya pengetahuan tentang akses pembiayaan dan lemahnya pengelolaan keuangan, serta kualitas sumber daya manusia (SDM) yang masih terbatas.
Sejak 2021 Deputi Bidang Usaha Mikro, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia telah melakukan kegiatan pelatihan bagi 7.390 pelaku usaha mikro di sektor strategis. Namun, masih perlu dilakukan upaya berkelanjutan melalui pendampingan bagi pelaku usaha mikro tersebut untuk mendorong peningkatan kapabilitas dan akses usaha mikro kepada sumber daya produktif.
Untuk itu, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bermitra dengan Kampus Bisnis Umar Usman menginisiasi program mikro mandiri untuk usaha mikro naik kelas. Program ini diselenggarakan untuk memberikan akses bagi usaha mikro agar mampu bertransformasi dan terhubung ke ekosistem bisnis yang lebih luas.
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan bahwa kerjasama dengan Kampus Bisnis Umar Usman merupakan bagian dari strategi untuk meningkatkan skala ekonomi menjadi naik kelas. Pemerintah, kata Teten, menargetkan persentase kewirausahaan ditahun 2024 minimal 4%. Oleh karena itu pemerintah ingin menginkubasi UKM yang memiliki potensi untuk dikembangkan.
“Kita harus dorong UMKM kita agar jangan lagi membuat produk yang sifatnya mandiri, akan tetapi kita ingin UMKM kita menjadi bagian dari seluruh dunia,” ujar Teten.
Ketua Yayasan Pendidikan Umar Usman, Asep Hendriana mengatakan, kehadiran Yayasan Pendidikan Umar Usman melalui Inkubator Bisnis dan Kampus Bisnis Umar Usman terus berkomitmen melakukan pendampingan kepada para Pelaku Usaha Mikro bersama Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM RI.
“Dilatarbelakangi keprihatinan minimnya jumlah enterpreneur di Indonesia, kehadiran kampus bisnis Umar Usman yang diinisiasi oleh Dompet Dhuafa berkomitmen untuk bersinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan jumlah enterpreneur,” ujar Asep pada acara penandatanganan .kerjasama dimulainya Program Pendampingan Mikro Mandiri Tahun 2023 di Ruang Auditorium, Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta Selatan, Jum’at (19/5/2023).
Sementara itu Pimpinan Inkubator Bisnis Umar Usman, Rendika Rezky menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan sebagai media untuk mengomunikasikan dan koordinasi dengan para pemangku kepentingan serta pihak terkait agar dapat mengenalkan serta menyamakan persepsi terkait program pendampingan usaha mikro mandiri.
Menurutnya, dukungan dan sinergi peran dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk keberhasilan program mikro mandiri, sehingga acara kick off program ini diselenggarakan sebagai langkah awal berkoordinasi untuk bergerak dan bekerjasama dalam mendukung usaha mikro naik kelas.
“Kegiatan ini juga untuk meningkatkan sinergi dan peran para pemangku kepentingan dan pihak terkait dalam mendorong usaha mikro naik kelas melalui program pendampingan,” imbuhnya. (Red/my)