Jakarta, JNcom — Film drama komedi keluarga berjudul “Panggil Aku Ayah” menawarkan tawa, haru, dan kehangatan serta mengajak penonton untuk merenungkan kembali arti keluarga yang sesungguhnya. Diproduseri oleh Anggia Kharisma, film Panggil Aku Ayah menjadi pengingat bahwa kasih sayang keluarga bisa hadir dari tempat yang paling tak terduga. Dari dua debt collector yang mendadak harus membesarkan seorang anak, tumbuhlah cinta, kepedulian, dan ikatan yang lebih kuat dari sekadar garis keturunan.
Disutradarai oleh Benni Setiawan, sutradara pemenang Piala Citra, dan dibintangi oleh Ringgo Agus Rahman, Boris Bokir, Myesha Lin, Tissa Biani, dan Sita Nursanti, film Panggil Aku Ayah membalut kisah kasih sayang yang tulus dengan humor segar dan dinamika yang hangat.
“Panggil Aku Ayah adalah bagian dari komitmen Visinema Studios dalam menghadirkan cerita keluarga yang tidak hanya menghibur, tapi juga memantik pemikiran dan percakapan. Di film ini, kami ingin mengajak penonton memaknai arti keluarga sesungguhnya, bahwa keluarga bisa tumbuh dari kasih yang hadir melalui pertemuan tak terduga, tidak hanya dari hubungan darah,” kata Anggia Kharisma, produser film.
Ringgo Agus Rahman, pemenang aktor terbaik Piala Citra FFI menilai cerita dalam film ini terasa dekat karena banyak terjadi di kehidupan nyata. Ia tertarik dengan karakter Mang Dedi yang menunjukkan sisi humanis dari seorang debt collector yang sebenarnya juga sedang berjuang.
“Sama seperti Dedi yang hidupnya berubah karena kehadiran Intan, anak-anak saya di dunia nyata juga membuat hidup saya jadi lebih baik setiap harinya. Semoga film ini bisa jadi bahan diskusi dibanyak keluarga,” kata Ringgo.
Baginya, karakter ini merepresentasikan sosok ayah yang bekerja keras demi keluarganya, bahkan jika itu berarti menahan rindu dan menghadapi tekanan. Ringgo berharap penonton bisa lebih bijak dalam menilai orang lain dan melihat bahwa setiap orang memiliki cerita dan perjuangan masing-masing yang tidak selalu tampak di permukaan.
Tissa Biani, pemeran Intan dewasa, turut membagikan kedekatannya dengan karakter yang ia mainkan. Ia mengaku sangat memahami apa yang Intan rasakan, karena ia pun tumbuh tanpa sosok ayah.
“Menurut saya, film ini cocok ditonton bersama keluarga, terutama oleh anak-anak remaja yang mungkin sedang merindukan kehadiran figur ayah. Bukan hanya menghibur, film ini juga bisa jadi ruang untuk mengobati rasa rindu itu,” ujar Tissa. (*)