Semarang, JNcom – Hari Pendidikan seringkali digunakan untuk menengok proses-proses pendidikan yang telah dilakukan sebagai refleksi untuk melakukan perbaikan sebagaimana mestinya. Meskipun dalam perjalanannya diharuskan melakukan penyelarasan dengan regulasi yang lahir, bahkan regulasi tersebut berbeda-beda, namun perlu komitmen untuk menarik kembali filosofi pendidikan.
“Memaknai Hari Pendidikan, kembali ke filosofi yang ditanamkan Ki Hajar Dewantoro yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani” ujar Kepala Sekolah SMK N 1 Bawen. Nana Mulyana ketika memaknai Hari Pendidikan Nasional (2 Mei).
Di lingkungan sekolahnya, Nana Mulyana selalu menanamkan Kedisiplinan, Kreatif, Produktif baik dengan para guru maupun di tengah anak didik.
Menurutnya, dalam membangun masyarakat di Sekolah ada empat hal yang selalu ditanamkan yaitu:
Pertama, TAARUF atau pengenalan. Jika di lingkungan saling mengenal secara individu, maka berbagai program kegiatan yang dikembangkan oleh sekolahan antar unit berjalan baik.
Kedua, TAFAHUM. Saling memahami dengan melakukan pendalaman, dan itu tentu bisa dilakukan oleh masyarakat sekolah.
Ketiga, TAAWUN Artinya saling membantu semua orang dengan kesadaran serta membangun kesadaran di internal sekolah antar jurusan.
Keempat, TAKAFUL. Saling menanggung maka dari kalangan pendidik hingga siswa saling memiliki rasa tanggung jawab, sukses dan tidaknya dalam kegiatan dan pembelajaran.
“Semua ini biasa disampaikan tiap apel pagi di sekolah sebagai penajaman dari satu hingga ke empat hal tersebut,” imbuh Nana.
Ditambahkan Nana Mulyana, kariernya sebagai orang nomor wahid di SMK N 1 bukanlah sebuah cita-cita ketika dia duduk di bangku Sekolah Dasar. Ia lahir dari keluarga pas-pasan namun jiwa bertani sudah melekat dibenaknya.
“Saya berangkat dari keluarga pas-pasan namun kebetulan rumah di pinggir jalan yang selalu lalu lalang mobilisasi sayuran maka saya terobsesi ingin menjadi petani yang berdasi,” pungkas ayah dari empat anak. (NANO)