Bali, JNcom – Bagi setiap pasangan yang menginginkan keluarganya bahagia dan sejahtera dimasa depan, tentunya tidak berharap anak-anaknya menjadi Stunting. Untuk mencegahnya, diperlukan kesadaran orang tua untuk membantu pemerintah yang terus berupaya mencegah dan menurunkan angka Stunting di seluruh Indonesia.
“Tidak ada orang tua manapun yang ingin anaknya menjadi stunting. Untuk itu kita harus ikut mencegah dan berusaha agar anak-anak tidak menjadi stunting,” ujar Anggota Komisi IX DPR RI, Tutik Kusuma Wardhani, saat menghadiri kegiatan sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana, Jumat (18/7/2025), di Wantilan Desa Pelapuan, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng, Bali.
Program bangga kencana, kata Tutik, adalah program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana. Ia mengajak masyarakat untuk menerapkan Program Bangga Kencana untuk membangun SDM yang sehat, kuat dan cerdas karena setiap orang tua tidak ada yang bercita-cita memiliki anak atau cucu yang bodoh.
“Terus tanamkan dalam diri bahwa kita harus sehat dan bahagia. Mari kita bangun keluarga yang sehat melalui program pembangunan keluarga,” kata Tutik.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, Ni Luh Gede Sukardiasih menjelaskan, sejak berubah nama menjadi kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, BKKBN sekarang bukan hanya mengurus alat kontrasepsi saja tetapi juga pembangunan keluarga. “Tujuan kami adalah mewujudkan keluarga berkualitas, dengan perencanaan keluarga yang berkualitas salah satunya dengan 4T,” jelasnya.
Terkait dengan Stunting, menurutnya bukanlah suatu penyakit tetapi gangguan tumbuh kembang. Stunting pasti pendek, namun pendek belum tentu stunting, gangguan perkembangan otak. Sebelum menikah harus dicek kesehatannya, periksa HB jika kurang diberikan tablet penambah darah.
“Salah satu cara agar tidak stunting adalah melalui pemberian nutrisi terutama pada 100 hari kelahiran pertama,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas OPD-KB Kabupaten Buleleng, I Nyoman Riang Pustaka menjelaskan bahwa hadirnya Anggota TPK (Tim Pendamping keluarga) yang ada di tiap desa, telah berkontribusi besar dalam menyukseskan program Bangga Kencana.
“Di Buleleng ada sekitar 2000 TPK dimana setiap TPK mendapatkan uang operasional sebesar 200 ribu. Merekalah yang memberikan edukasi yang salah satunya terkait kesehatan kepada keluarga-keluarga di lingkungan kita,” imbuhnya. (**)











