October 25, 2024

Jakarta, JNcom – Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-10 berkolaborasi dengan Halal Expo Indonesia (HEI) kembali akan digelar pada 25-29 Oktober 2023 mendatang di Jakarta Convention Center (JCC). Mengusung tema “Accelerating Sharia Economy and Finance Through Digitalization For Inclusive and Sustainable Growth”, ISEF tahun ini menghadirkan sebanyak 793 exhibitor dari Indonesia serta 20 negara sahabat.

Pameran Business to Business sekaligus Business fo Consumer terbesar ini akan diisi dengan 62 rangkaian agenda seminar, talkshow, dan berbagai event lain yang melibatkan 22 Kementerian/ Lembaga, 37 asosiasi, 1.003 pelaku industri dan 46 mitra internasional. ISEF yang telah diinisiasi oleh Bank Indonesia sejak 2014 menargetkan setidaknya 40.000 pengunjung, termasuk buyers dan investor dari daiam negen dan manca negara.

Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, Wahyu Purnama A. mengatakan, perhatian terhadap ekonomi syariah bukan hanya diberikan oleh pemerintah dan negara-negara mayoritas muslim saja, akan tetapi negara-negara yang penduduk muslimnya minoritas sekarang sangat konsen terhadap ekonomi keuangan syariah. Berdasarkan data State of Global Islamic bahwa konsumsi masyarakat muslim dunia tahun 2021 sekitar US$ 2 Triliun dan diperkirakan tahun 2025 mencapai US$ 28 Triliun.

“Berdasarkan data tersebut, artinya produk halal tidak hanya dikonsumsi oleh masyarakat muslim saja, sementara produk non halal pasarnya terbatas. Indonesia yang mayoritas muslim terbesar di dunia tentunya punya potensi besar untuk mengembangkan industri halal ini. Pemerintah terus mendorong agar Indonesia bisa menjadi HUB ekonomi dan keuangan syariah dunia serta menjadi pusat industri halal 2024,” ujar Wahyu, Senin (26/9/2023) dalam konferensi pers di Jakarta.

Berdasarkan Global Islamic Economy Indicator 2022, tambah Wahyu, Indonesia menempati peringkat keempat ekonomi syariah terbesar setelah Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA). Dilihat berdasarkan kategorinya, Indonesia juga menyabet urutan kedua untuk kategori makanan halal (halal food), peringkat ketiga untuk fashion muslim, peringkat keenam untuk keuangan syariah, dan peringkat kesembilan untuk farmasi dan kosmetik halal.

Tidak hanya itu, merujuk catatan Islamic Finance Development Indicator (IFDI), posisi Indonesia dalam 5 tahun mengalami kenaikan peringkat yang signifikan, dari posisi kesepuluh pada tahun 2018, naik di posisi ketiga di tahun 2023. Bahkan, Indonesia berhasil meraih posisi menterang, peringkat pertama pada Global Muslim Travel Index (GMTI) pada 2023.

Capaian lainnya juga bisa dilihat dari total aset keuangan syariah, rata-rata tumbuh sebesar 11,396 selama 6 tahun terakhir. Market share keuangan syariah terhadap keuangan nasional turut meningkat dari 8,56 menjadi 118 selama kurun waktu tersebut. Selain Itu, terbentuknya 3 Kawasan Industri Halal (KIH) di provinsi Banten, Jawa Timur, dan Kepulauan Riau menjadi salah satu pondasi penting untuk menjadikan Indonesia sebagai Global Halal Hub. Serta totai ekspor produk halal! pada tahun 2022 yang tercatat mencapai USD15,87 miliar (Kementerian Perdagangan).

“Dengan pencapaian tersebut, penyelenggaraan ISEF 2023 akan semakin memperkuat upaya bersama dan menyinergikan berbagai kebijakan dan program pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dari berbagai otoritas dan lembaga terkait dalam kerangka koordinasi melalui wadah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS). Bank Indonesia senantiasa berupaya memperluas jaringan dengan berbagai pihak untuk memperkuat ekosistem halal value chain, salah satunya dengan PT Halal Expo Indonesia (HEI) yang bermitra strategis dengan Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI) akan memfasilitasi program business matching selama ISEF berlangsung,” jelasnya.

Ia berharap kolaborasi ISEF dengan HEI dapat memperkuat sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah demi mewujudkan visi Indonesia sebagai pusat halal dunia 2024.

CEO PT Halal Expo Indonesia, Aryo Wibisono mengapresiasi komitmen Bank Indonesia yang konsisten dalam mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di tanah air. Melalui event HEI di ISEF 2023, kata Aryo, para pelaku usaha akan difasilitasi untuk bisa mengekspor produknya ke sejumlah negara yang saat ini menjadi mitra kerja sama, terutama sejumlah negara di Timur Tengah, Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan negara lainnya.

“Bagi pelaku usaha yang ingin bermitra dengan produsen dari luar, juga terbuka kesempatan. Karena di ajang HEI ini turut dihadirkan paviliun dari negara sahabat yang ingin ekspansi ke Indonesia dan membutuhkan mitra lokal,” ujar Aryo.

Aryo menambahkan, Halal Expo Indonesia (HEI) telah menjadi mitra dengan beberapa International Halal Expo dan Halal Authority seperti Saudi Internasional Halal Expo, Halal Expo Nigeria, Halal Expo London, Malaysia International Halal Showcase (MIHAS), Korea Halal Authonty, Halal Control Germany, Vietnam Halal. Center, Japan Halal Certification Promotion Organization, Cape Malay Consultant dan lainnya.

Halal Expo Indonesia juga baru saja menandatangani perjanjian strategis dengan Wasabih, sebuah komunitas online ekonomi syariah yang diperhitungkan di dunia. Anggotanya terdiri dari para profesional dan pelaku bisnis halal. Melalui platform Wasabih, berbagai bisnis halal akan saling terhubung sehingga dapat mempermudah pelaku usaha dalam menemukan mitra bisnis yang cocok, merencanakan pertemuan dan melakukan deal business (businsss matchingking). Wasabih telah mendapatkan pengakuan terpuji di kalangan profesional Muslim dan non-Muslim yang ingin membuat dampak dan mengatasi ekonomi yang tumbuh 94X per tahun.

Dalam gelaran HEI di ISEF 2023, KPMI yang memiliki program Export Academy ekosistem pengembangan SDM ekspor bekerja sama dengan Nudira Learning Center, Aspsnku.com dan Hibbu Creative House siap meningkatkan skalasi bisnis para pelaku UKM menuju pasar global.

Sementara itu, Sekjen Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI) Lucky Cahyo menilai bahwa kebijakan yang ada pada program ISEF merupakan bagian dari empat pilar KPMI yaitu literasi, produksi, pembiayaan, dan pemasaran.

“Kami ikut dalam event ini untuk membantu pemerintah dan member KPMI untuk meningkatkan literasi ekonomi keuangan syariah,” pungkasnya. (my)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *