Jakarta, JNcom – Di tengah zaman yang gelap dan penuh fitnah, kehadiran mimpi-mimpi benar dari orang-orang beriman merupakan bentuk kasih sayang dan bimbingan dari Allah SWT, disaat tak ada lagi Rasul yang membimbing secara langsung. Mengutip Hadist Riwayat Bukhari, Ketua Majelis GAZA, Drs. R. Diki Candra Purnama, MM mengatakan bahwa Tidak ada yang tersisa dari kenabian kecuali mubasyirat yaitu mimpi benar seorang mukmin.
“Mimpi benar adalah salah satu bentuk karamah dan isyarat dan Allah SWT. Majelis GAZA kini tengah mengumpulkan mimpi-mimpi dari seluruh umat di dunia. Setelah dikumpulkan ternyata setengahnya terbukti benar,” ujar Diki Candra Purnama, Kamis (1/5/2025).
Majelis GAZA, kata Diki, ingin mempelopori untuk menghimpun mimpi-mimpi tersebut sebagai informasi bagi Pemerintah. Sebagian mimpi sudah dipublikasikan melalui channel Pustaka Langit, yaitu channel yang setiap saat memuat mimpi-mimpi
“Hasil pengumpulan mimpi ini akan kami serahkan kepada Pemerintah sebagai informasi intelegens bagi negara. Banyak mimpi-mimpi tersebut sebagai informasi masa depan yang harus siap dihadapi dan dicarikan solusinya,” ungkap Diki.
Sementara itu, Pakar Sejarah Islam, Prof. Dr. KH Said Aqil Siroj, MA mengingatkan pentingnya membangun koneksi ruhani yang mendalam dengan Allah di tengah dunia yang semakin tersekularisasi.
“Tradisi mubasyirat bukan hal baru dalam Islam. Justru sejak zaman Nabi, mimpi benar menjadi salah satu sarana komunikasi ilahiyah. Dalam konteks hari ini, ketika suara langit nyaris tak terdengar di ruang publik, forum seperti ini menjadi sangat penting untuk menghidupkan kembali dimensi spiritual dalam pengambilan keputusan umat dan bangsa,” tegas beliau.
Lebih lanjut, Said mengajak umat Islam untuk tidak memisahkan antara spiritualitas dan intelektualitas dalam membangun masa depan.
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan rasio dan data teknokratik. Islam mengajarkan kita untuk juga mendengarkan suara batin, ilham, dan petunjuk Allah. Kombinasi antara akal, wahyu, dan ruhani adalah kunci kejayaan peradaban Islam sepanjang sejarah,” tutupnya. (Red/my)