Cirebon, JNcom – Setiap SMK yang memiliki jurusan tata boga dan mendapat predikat sebagai SMK PK (Pusat Keunggulan) wajib mengembangkan produk Teaching Factory (TEFA) Cullinary yang dimiliki. Target pengembangan TEFA Cullinary bukan hanya untuk menambah varian produk makanan yang dihasilkan, tapi juga harus dapat meningkatkan hasil penjualan. Oleh karena itu, SMK PK butuh pendampingan industri dari berbagai perusahaan, terlebih khusus yang memiliki keahlian khusus di bidang produksi makanan.
Inilah yang mendasari Bogasari yang memiliki banyak tenaga ahli baker atau chef di Bogasari Baking Center (BBC) memberikan pelatihan kepada siswa maupun guru SMK PK melalui kelas praktisi mengajar. Tidak hanya teori, tapi pengajaran praktik langsung di lapangan, ucap Anwar, Vice President Human Resources PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari dalam siaran pers Bogasari Mengajar, Jumat (6/10/2023) di SMKN 2 Cirebon.
Kelas praktisi mengajar merupakan kegiatan yang wajib dijalankan oleh para SMK PK dengan melibatkan para ahli dari dunia usaha dunia industri (DUDI). SMKN 2 Cirebon sejak tahun 2021 ditetapkan oleh pemerintah sebagai SMK PK untuk jurusan tata boga. Sebagian produk tata boga dari SMKN 2 Cirebon sebagai SMK PK adalah makanan berbasis tepung terigu.
“Kami sangat senang Bogasari sebagai pabrik tepung terigu pertama dan terbesar di Indonesia dapat membantu pengembangan SMK PK di sekolah kami seperti yang dilakukan juga di SMK PK lainnya. Kami sangat berharap kompetensi guru dan siswa bertambah dan semakin kompetitif. Apalagi SMKN 2 Cirebon satu-satunya sekolah negeri yang punya jurusan tata boga sejak tahun 1968,” harap Wiwik Sismawati, Ketua PK (Pusat Keunggulan) SMKN 2 Cirebon saat pembukaan kelas Praktisi Mengajar hari pertama.
Kelas praktisi mengajar di SMKN 2 Cirebon berlangsung selama 2 hari. Namun pada Kamis (5/10/2023) siang setelah para guru mengajar di kelas, baru bisa dilakukan sesi teori. Materi hari pertama adalah pengenalan lebih dalam tentang pengolahan tepung terigu jadi makanan, mulai dari aspek bahan baku sampai teknik dan teknologi pengolahan. Tampak para guru antusias bertanya karena banyak hal baru dari sisi ilmiah produk maupun teknologi. Para guru juga diberikan materi cara penghitungan harga jual produk dengan mempertimbangkan biaya bahan, pemakaian energi hingga tenaga kerja.
Hari kedua, Jumat (6/10/2023), Chef Babun dari BBC mengajarkan praktik langsung pembuatan produk Roti Manis Boy dan Chocolate Stuffed Cookies. Pilihan materi pelatihan produk di kelas praktisi mengajar ini sesuai permintaan dari pihak sekolah. Dasarnya adalah pengembangan varian produk baru di TEFA Cullinary yang harganya murah terjangkau, lagi tren dan disukai sama anak-anak muda.
Contohnya Chocolate Stuffed Cookies, produk kue kering yang bisa tahan seminggu dan harga jual sekitar Rp 3-4 ribu dengan berat 40 gram. Dengan berat 40 gram dari 1 kg terigu Segitiga Biru dapat dihasilkan sampai 40 kue kering yang bentuknya bulat pipih dan ada isian cokelat di dalamnya.
Produk ini sangat cocok untuk kalangan anak muda yang suka jajan makanan sambil menikmati minuman ringan. Atau untuk segmen orang dewasan sebagai teman seruput kopi dan teh. Yang pasti pembuatannya sederhana dan praktis, ucap Babun, Chef dari Bogasari Baking Center di sela-sela pelatihan.
Latar belakang pemilihan roti manis Boy juga adalah produk yang sedang tren saat ini, tapi harganya bisa disesuaikan dengan ukuran produk sehingga bisa dijangkau oleh anak-anak muda, khususnya siswa SMK. Dari setiap 1 kg tepung terigu Cakra Kembar dengan berat produk jadi 50 gram bisa dihasilkan minimal 30 roti dengan harga jual Rp 4-5 ribu.
“Pelatihan di kelas praktisi mengajar dari Bogasari kali ini memang baru bisa diikuti 20 guru dan berlangsung sekitar 5 jam. Tahapan selanjutnya para guru akan mengajarkan kepada para siswa melalui kelas pengajarana reguler. Namun Bogasari tetap membuka pendampingan dari jauh berupa konsultasi kalau ada kendala. Yang penting tetap dipraktikkan dan jaga kreativitas,” tutup Babun. (Red/my)