Jakarta, JNcom – Agus Wibowo, Kapusdatinkom mengatakan, BNPB mencatat jumlah bencana sepanjang tahun 2019 sebanyak 3.768 bencana dan 99 persen merupakan bencana hidrometeorologi. Bencana tersebut diantaranya banjir di Sulawesi Selatan, Sentani, Jombang. Untuk bencana gempa di Halmahera Selatan dan Maluku, sementara bencana lainnya disebabkan puting beliung.
“Bencana akibat puting beliung menempati posisi terbanyak dengan jumlah 1370 kejadian disusul Karhutla 746. Dilihat dari wilayahnya, Kabupaten Bogor terbanyak 134 kejadian dan Semarang 85 kejadian. Negara telah mengeluarkan sebesar 6,7 Triliun dari penggunaan dana siap pakai (DSP) 2019,” ujar Agus Konferensi Pers acara Kaleidoskop Bencana 2019 dan Outlook bencana 2020 sekaligus Peluncuran Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) 2019, Senin (30/12/2019) di kantor BNPB Jl. Pramuka Raya Kav. 38, Jakarta Timur.
Menurutnya, pada tahun 2020 potensi kejadian bencana diperkirakan tetap tinggi berdasarkan informasi para ahli maupun institusi resmi Pemerintah. Untuk itu, diperlukan upaya mengantisipasi kejadian bencana tersebut secara terarah, terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menjelaskan, berdasarkan analisis BMKG, curah hujan cenderung seperti curah hujan dalam 30 tahun terakhir namun mulai Januari hingga Juni 2020 diperkirakan mulai meningkat, sementara musim kemarau akan diawali mulai April hingga Oktober 2020.
“Untuk itu, BMKG menghimbau untuk mempersiapkan tempat cadangan air untuk meminimalkan dampak dari musim kemarau,” imbuhnya.
Kepala BNPB, Letjen TNI Doni Monardo mengatakan, terkait ancaman geologi dan vulkanologi yang terus berulang dan menyebabkan kerusakan luar biasa menyebabkan Indonesia menempati urutan pertama di dunia. Belum ada satupun teknologi kapan akan terjadi, sehingga perlu ada masukan para pakar dan mengenali ancaman serta solusinya.
“Untuk ke depan, BNPB mencanangkan program keluarga tangguh bencana. Semoga tahun 2020 menjadi lebih baik,” pungkasnya. (my)
Comment