Jakarta, JNcom – Deputi Perdana Menteri Malaysia, Yab Dato Seri Ahmad Zahid Hamidi menandatangani perjanjian kerjasama pendidikan antara Malaysia dan Indonesia. Deputi Prime Minister of Malaysia, Yab Dato Seri Ahmad Zahid Hamidi menjelaskan, penandatanganan kerjasama tersebut untuk memberikan informasi dan mempromosikan program-program pendidikan kepada pelajar Indonesia.
“Tujuan MoU ini adalah untuk mempromosikan program-program pendidikan dan technical kepada pelajar-pelajar dari Indonesia. Kami berharap ini bukan hanya membuka peluang bagi pelajar-pelajar Indonesia tetapi juga dapat mengantar-bangsakan,” ujar Ahmad Zahid Hamidi, Senin (21/4/2025), acara “EXPO TVET Leaders Dialogue 2025” Cross-Country Synergy for the Future of Vocational Education berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Ada 8 alasan memilih pendidikan di Malaysia yaitu program diakui secara luas, belajar bahasa Inggris, penduduknya merupakan Muslim modern, masyarakat multikultural, biaya yang wajar, gaya hidup dinamis, lokasi yang strategis, masyarakatnya damai dan ramah.
Dalam kunjungannya ke Indonesia, Ahmad Zahid Hamidi juga menyempatkan menemui Wakil Presiden Gibran. Dalam pertemuan tersebut dibahas mengenai produk halal yang berpotensi besar bagi Malaysia dan Indonesia, juga negara-negara ASEAN.
“Selain soal produk halal, kami juga membahas masalah para pekerja Indonesia di Malaysia, soal nelayan Indonesia dan Malaysia, soal jemaah haji, dan isu-isu lainnya,” tambah Yab Dato Seri Ahmad.
Sementara itu, Wakil Gubernur DK Jakarta, Rano Karno menuturkan bahwa Indonesia dan Malaysia sudah lama melakukan kerjasama dalam pendidikan. Menurut Rano, pengiriman pelajar ke Malaysia merupakan persiapan Jakarta menuju kota global, sehingga dibutuhkan SDM yang berkualitas.
“Untuk Jakarta, kami berencana akan mengirim pelajar ke Malaysia sebanyak 150 orang untuk belajar disana sebagai upaya mempersiapkan Jakarta menuju kota global,” tuturnya.
Ditempat yang sama, Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi menjelaskan bahwa salah satu bentuk kerjasama dengan Malaysia adalah para Hafizh Al’quran dapat diterima i perguruan tinggi di Malaysia.
“Saya ingin selain mereka hafal Al-Qur’an, juga memiliki kemampuan dibilang lainnya. Terbukti dengan memiliki kemampuan menghafal Al-Qur’an, para Hafizh ini memiliki nilai baik dan berpotensi untuk cepat menamatkan pendidikannya,” pungkasnya. (red/my)