Semarang, JNcom – Satu lagi destinasi wisata yang kental dengan nuansa budaya adalah Lembah Kendali Sodo.
Untuk mengunjungi lembah ini, pengunjung dapat memulainya dari patung Semar ini dan mengikuti jalan setapak. Ada dua jalur untuk menuju ke lembah ini, yaitu jalur bawah dengan pemandangan sungai dan jalur atas dengan pemandangan kebun sayuran warga dan gunung Kendali sodo. Kedua jalur tersebut nampak mempesona dengan keelokan yang berbeda.
Lembah Kendali Sodo ini diolah dengan tangan dingin mbah Rahman Kendalisodo. Kecintaannya kepada ibu bumi pertiwi telah mendarah daging sehingga mengabdikan dirinya untuk mengolah lembah ini yang dulunya kebun menjadi taman alami yang membuat decak kagum.
Mbah Rahman mengolah lembah Kendali sodo ini sudah sepuluh tahun berjalan. Dari kebun dengan rumput liar diolah dicangkul, diratakan sebagian, digali dan dibentuk sesuai dengan panggilan jiwanya. Lembah yang berbatasan dengan sungai langsung menjadikan sumber daya alam material yang amat kaya bagi mbah Rahman.
Dari sungai ini mbah Rahman mengambil dan mengumpulkan batu dan menata sedemikian rupa serta menyusunnya menjadi jalan juga halaman atau panggung yang tersusun dari bebatuan.
Bagi mbah Rahman batu- batu ini adalah sarana doa untuk berkomunikasi dengan Gusti, leluhur, semesta dan sesama. Dimana alam menyediakannya, dan tak mungkin habis, setiap kali hujan turun semesta akan kembali mengirimkan batu- batu , sehingga dengan pemikiran dan kepeduliannya yang jauh ke depan, beliau mempunyai mimpi agar lembah Kendali Sodo ini dapat bermanfaat bagi budayawan untuk berkarya.
Air yang berlimpah di lembah ini juga merupakan perjuangan mbah Rahman untuk mengalirkan air yang berlimpah dari sungai yang mengalir di lereng Kendali Sodo. Pikirannya yang cerdas langsung dapat mengambil kepekaan dan kreatifitasnya untuk mengalirkan air tersebut melalui pralon – pralon yang berbaris dan mengalirkan air sampai di lembah ini. Beberapa kolam dibuatnya, begitu juga dengan kran- kran air dan air terjun alami dibuatnya. Sehingga lembah ini semakin asri dan teduh.
Lembah Kendali Sodo juga dijadikannya lahan untuk membudi rayakan tanaman langka. Sehingga kita pun dapat menjumpai keanekaragaman ragaman hayati di tempat ini. Ada bermacan- macam jenis tanaman disini, nangka, kluweh, mbah Rahman bercerita, suatu saat ketika musim buah pasti sangat senang melihat bergelantungan nangka dan kluweh dibatangnya.
Demikian juga ada pohon kepel, mangga, pacira, jenitri, Kamboja, bambu kuning, juga bambu halus ( hias), pohon gayam, kresen yang semuanya bermanfaat ditempat ini. Dalam seni dan tanah yang lain mbah Rahman khusus menanam jahe, dalam angannya membiarkan jahe berkembang pesat disini.
Lembah Kendali Sodo selalu menerima dan menyambut siapapun yang datang dengan tangan terbuka. Memberikan kebebasan supaya yang datang berkunjung bisa, merasakan seperti di rumah sendiri.
Masih banyak mimpi dan cita- cita mbah Rahman untuk mengelola tempat ini. Mimpinya akan banyak kegiatan berbudaya dan kesenian di tempat ini. Mbah Rahman menyediakan tempat dan dipersilahkan bagi yang mau berkegiatan di tempat ini.
Mbah Rahman seorang budayawan yang nyentrik apa adanya. Seperti seniman atau budayawan pada umumnya ceplas ceplos dalam berkomunikasi. Sehingga tak jarang kaget dengan ide- idenya yang liar. Mbah Rahman senantiasa mencari jalan untuk berekspresi dirinya adalah bagian dari alam semesta. Sudah kesadaran bagi kita untuk menyatu dengan alam.
Setiap hari mbah Rahman mencari batu di sungai dan menatanya sedemikan rupa. kecintaannya kepada alam telah menjadikannya selalu tenang dan sehat manakala menyatu dengan alam di lembah Kendali Sodo. Demikian Noor Hayati melaporkan seputar budaya di Kabupaten Semarang. (Noor HaNANO)