October 25, 2024

Tangerang, JNcom – Sebuah Laundry BJI yang berlokasi di Jalan Ageng Tirtayasa Kunciran, Tangerang, diprotes sejumlah karyawan karena telat membayar gaji selama beberapa bulan. Sebelumnya, 12 karyawan yang gajinya belum dibayarkan ini melakukan mogok kerja, namun akhirnya karyawan yang melakukan mogok kerja tersebut diberhentikan oleh perusahaan, hingga saat ini gaji belum juga diberikan.

“Kata pihak manajemen, nanti gaji akan diberikan kalau sudah ada pembayaran dari customer. Begitu terus kalau ditagih gajinya. Karena itu kami mewakili teman menuntut agar Perusahaan segera membayarnya ,” ungkap. Adi salah satu karyawan yang sekarang sudah keluar dari BJI ini.

“Selama saya jadi karyawan pembayaran gajinya sering telat gak tepat waktu, kata manajemen custumer belum bayar, jadi nunggu custumer bayar dulu,” tambah karyawan lain yang enggan disebutkan namanya.

Lebih lanjut, Adi menjelaskan bahwa dirinya dan 11 karyawan lainnya sudah diberhentikan dari BJI. Karena itu ia bersama rekan karyawan memohon kepada perusahaan untuk melunasi gaji yang belum dibayarkan.

“Pada bulan Desember gaji baru dibayar setengahnya, dan untuk bulan Januari kami baru bekerja 15 hari, gajinya juga belum dibayar sampai sekarang. Karena itu kami berharap agar perusahaan bisa membayarnya,” harap Adi.

Di samping itu, selain telat membayar gaji, ditemukan fakta bahwa perusahaan besar ini yang melayani klien hotel berbintang dan pabrik-pabrik besar di kawasan Jakarta Barat dan Tangerang ternyata selama ini menggunakan gas elpiji subsidi 3 kg untuk memproses pakaian di mesin-mesin mereka. Padahal gas elpiji subsidi 3 kg harusnya hanya diperuntukkan untuk rakyat miskin.

Berdasarkan pantauan wartawan memang terlihat gas elpiji 3 Kg dikirim menggunakan motor ke perusahaan laundry tersebut. Dan karyawannya pun membenarkannya.

“Ia bener di perusahaan laundry ini memakai gas elpiji 3 kg, kami sebagai karyawan ngikut aja. Kalo ternyata itu melanggar saya gak tahu. Apalagi selama saya bekerja aman-aman aja,” tutur seorang karyawan sambil mengoperasikan mesin cuci.

Sebenarnya sudah sekian lama praktik penggunaan gas elpiji 3 kilo di laundry hotel ini tercium oleh warga, namun warga mengaku selama ini tidak ada tindakan tegas dari aparat terkait.

“Saya belum melihat ada tindakan dari aparat, kelihatannya belum pernah di razia lancar aja,” tutur warga yang tinggal tak jauh dari perusahaan binatu ini . (***)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *