October 16, 2024

Jakarta, JNcom – Ekskalasi politik jelang pemilu damai 2024 khususnya di wilayah Jakarta Pusat semakin terasa hangat dengan dinamikanya, namun tetap mencoba meletakkan prosedur serta peraturan yang ada.

Menurut Nanda Khairiyah sangat percaya dan yakin jika para tokoh agama menyebarkan hal yang baik maka orang juga akan melihatnya hal yang baik.

“Saya selalu percaya bahwa aura kita selalu terbaca sama orang lain jadi kalau aura kita enak maka orang lain melihatnya enak. Mudah- mudah itu menularkan pada partai politik atau caleg- caleg yang ada di Jakarta Pusat agar menjaga wibawanya dalam berkampanye yang bermartabat dan bersyariat,” ujar Nanda Khairiyah, M.Si Ketua FKUB Jakarta Pusat kepada JURNALNUSANTARA.COM, di Jakarta, Kamis (09/11/2023).

Seperti diketahui Jakarta Pusat sebetulnya bukan kota yang besar tapi kecil namun semua ada disini.Bahkan realita yang ada jumlah demo di Jakarta Pusat lebih banyak jumlah harinya dalam satu tahun.

“Artinya Jakarta Pusat yang kecil ini menjadi rebutan, sepertinya banyak caleg-caleg bukan dari Jakarta Pusat tapi dapilnya di jakarta pusat.orang-orang di Jakarta Pusat sudah biasa menerima perubahan karena disini ada Menado, Ambon dll. Jadi orang-orang yang ingin masuk di Jakarta Pusat harus menerima dinamika yang ada disini,” imbuhnya.

Dikatakan Nanda bahwa Jakarta Pusat wilayahnya tidak besar, orangnya banyak jadi potensi konfliknya banyak untuk itu harus harus saling memperkuat.

“Karateristik warga Jakarta Pusat mungkin karena saking beragamnya semisal warga asli paseban sudah siap menerima keadaan namun warga pendatang belum mampu memahami orang-orang yang ada didalam seperti warga pendatang masih membawa kedaerahannya tentu ini harus adanya persatuan, kebersamaan untuk berkolaborasi,” urainya.

Masih menurut Nanda di Jakarta Pusat dengan area yang tidak besar berdiri enam tempat rumah ibadah, waktu itu memang belum ada tempat ibadah agama Konghucu kini sedang proses pembangunan di daerah johar baru.

“Artinya saking beragamnya kini terdapat enam tempat ibadah yang tersebar di delapan Kecamatan dan 44 Kelurahan di Jakarta Pusat.Mungkin lebih banyak dari Singapura jumlah tempat ibadah ini,” terangnya.

Nanda juga menghimbau warga Jakarta Pusat untuk menghadapi Pemilu 2024 dengan realistis dan rasional.

“Saya sebagai Ketua FKUB Jakarta Pusat kebetulan masih muda akan memanfaatkan media digital untuk mensosialisasikan Pemilu Damai seperti lewat sosial media (YouTube, Chanel, Instagram, Face Book, acara dialog dan temu tokoh masyarakat untuk menjadi corong bagi umatnya masing-masing) jangan sampai dalam pesta demokrasi hanya karena beda pilihan saling bermusuhan karena pemilihan hanya lima tahunan sedangkan kerukunan selamanya,” jelasnya.

Lebih lanjut Nanda menyebut secara umum FKUB menelurkan twin tolerance dengan mengajak tokok-tokoh agama untuk tidak berdakwahnya selalu eksklusif.

“Kita mencoba kejujuran toleransi kepada umat-umat jadi memberikan arahan kepada ulama, kyai, pendeta, panindita dan biksu, ketika mengajak umat berdakwah tidak hanya agamanya masing-masing tapi bagaimana beradaptasi dengan keberagaman/ keterbukaan dan toleransi itu yang kita lakukan jadi kesimpulannya sikap inklusifitas,” tandasnya. (s handoko)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *